Penggunaan Talang Biokomposit untuk Budidaya Selada Secara Hidroponik Vertikultur.
View/ Open
Date
2017Author
Bano, Marianus
Hasbullah, Rokhani
Subrata, I Dewa Made
Metadata
Show full item recordAbstract
Salah satu masalah budidaya sayuran selada dengan metode hidroponik
Vertikulture NFT adalah tidak tersedianya talang yang sesuai dengan kebutuhan.
Talang Polyvinyl Chloride (PVC) atau talang bangunan ukurannya tidak
memadai, memiliki penghalang panas, sehingga suhu larutan nutrien ikut naik saat
terpapar panas matahari. Untuk mengatasi kelemahan talang konvensional
tersebut adalah dengan menggunakan talang biokomposit. Penelitian ini bertujuan
merancang hidroponik vertikultur dengan metode NFT pada talang biokomposit
dan talang konvensional untuk pertumbuhan tanaman selada, mengkaji
karakteristik talang dan mengkaji pengaruh laju aliran nutrien pada pertumbuhan
tanaman selada. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium lapangan Siswandi
Soepardjo, Dep TMB, Fateta-IPB, Bogor pada bulan Januari sampai dengan bulan
Maret 2017. Rancangan hidroponik vertikultur NFT menggunakan dua jenis
talang yang berbeda, yaitu talang biokomposit dibuat dari bahan dasar cangkang
kerang dan sabut kelapa dan talang konvensional (PVC) yang dibeli dari toko
bangunan. Perlakuan yang dicobakan adalah debit aliran larutan nutrien. Respon
yang diamati adalah Karakteristik talang yang meliputi kekuatan tarik, lentur dan
konduktivitas panas serta pertumbuhan tanaman yang meliputi tinggi tanaman,
jumlah daun, warna daun, panjang akar dan berat segar tajuk tanaman.
Nilai karakteristik fisik diperoleh dari nilai kekuatan tarik talang
biokomposit sebesar 24.43 MPa yang lebih tinggi dibandingkan dengan talang
konvensional sebesar 10.86 MPa sehingga talang biokomposit lebih kaku
dibandingkan dengan talang konvensional. Nilai kekuatan lentur pada talang
biokomposit 2.14 kali lebih tinggi dari kekuatan tariknya, dan kekuatan lentur
pada talang konvensional 4.82 kali lebih tinggi dari kekuatan tariknya.
Konduktivitas panas talang biokomposit sebesar 0.35 W/m K lebih tinggi
dibanding dengan rataan nilai konduktivitas talang konvensional sebesar 0.25
W/m K. Suhu larutan nutrien di talang biokomposit 34.18°C lebih rendah
dibandingkan dengan suhu larutan nutrien di talang konvensional yaitu 37.18°C
sehingga talang biokomposit lebih cocok digunakan untuk talang hidroponik NFT.
Hasil penelitian juga menunjukkan perlakuan jenis talang dan debit aliran
nutrien berbeda nyata terhadap tinggi tanaman selada pada hari ke 21 HST dan 28
HST, sedangkan pada hari ke 14 HST jenis talang dan debit aliran nutrien tidak
berbeda nyata terhadap tinggi tanaman selada karena tanaman berada dalam fase
pertumbuhan vegetatif yang mengoptimalkan pertumbuhan bagi keseluruhan
organ tanaman. Perlakuan jenis talang dan debit aliran nutrien tidak berbeda nyata
terhadap jumlah daun dan warna daun. Selanjutnya hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa perlakuan jenis talang dan debit aliran nutrien 4 liter per
menit berbeda nyata terhadap panjang akar dan berbeda nyata terhadap berat segar
tajuk tanaman.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2272]