Strategi Peningkatan Konsumsi Ikan Masyarakat Berpendapatan Rendah di Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Demak
View/ Open
Date
2017Author
Subakir, Agus Andi
Hubeis, Musa
Trilaksani, Wini
Metadata
Show full item recordAbstract
Persoalan gizi pada kelompok bawah lima tahun (balita) masih menjadi
masalah serius bagi sebagian Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Provinsi Jawa
Tengah selama enam tahun berturut-turut (2005-2010) masuk ke dalam kategori
10 provinsi dengan kasus tertinggi. Di tahun 2006, Jawa Tengah menyumbang
angka gizi buruk tertinggi dalam skala nasional, yaitu 10.376 kasus. Tahun 2013
kasus gizi buruk di Jawa Tengah berjumlah 2.475 kasus meningkat apabila
dibandingkan tahun 2012 sejumlah 1.131 kasus. Ikan sebagai sumber pangan
hewani seyogyanya menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kondisi gizi buruk.
Tujuan penelitian adalah (1) Mengidentifikasi faktor-faktor internal dan
eksternal yang memengaruhi konsumsi ikan masyarakat berpendapatan rendah di
Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Demak, (2) Merumuskan strategi peningkatan
konsumsi ikan masyarakat berpendapatan rendah di Kabupaten Boyolali dan
Kabupaten Demak. Penelitian ini menggunakan alat analisis Strenght, Weakness,
Oportunities, dan Threats (SWOT) dan Analytic Hierarcy Process (AHP).
Melalui pendekatan ini diperoleh alternatif beserta prioritas alternatif strategi
dalam meningkatkan konsumsi ikan masyarakat berpendapatan rendah.
Responden dalam penelitian ini adalah kosumen ikan (ibu rumah tangga),
dan pakar yang terdiri dari Pemerintah Daerah (PEMDA), Tokoh Masyarakat,
Nelayan/Pembudidaya, Pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Pelaku Media.
Analisis Internal Faktor Evaluation (IFE) dan Eksternal Faktor Evaluation (EFE)
menunjukkan bahwa kondisi internal Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Demak
cukup kuat dan mampu menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk
mengantisipasi kelemahan yang dimiliki dan melalui pengoptimalan peluang yang
dimiliki Kabupaten Boyolali dan Demak yang didukung oleh regulasi pemerintah
dinilai mampu mengatasi ancaman-ancaman yang menjadi penghambat upaya
peningkatan konsumsi ikan masyarakat berpendapatan rendah.
Berdasarkan analisis SWOT diperoleh alternatif strategi terhadap kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman dalam peningkatan konsumsi ikan masyarakat
berpendapatan rendah di Kabupaten Boyolali dan Demak, yaitu (a) pelatihan dan
pendidikan terhadap nelayan, pembudidaya dan pelaku UKM olahan ikan, (b)
promosi dan sosialisasi Gemarikan melalui media cetak, sosial, dan elektronik, (c)
alternatif bank benih ikan untuk menjaga keberlanjutan produksi ikan dan
permintaan konsumen, (d) memperbaiki sistem distribusi dan rantai tata niaga
ikan dari produsen ke konsumen akhir, (e) adanya kebijakan penetapan standar
harga ikan untuk masyarakat berpendapatan rendah, dan (f) menciptakan
kompetisi bisnis yang sehat antara pihak swasta dan UKM. Hasil analisis AHP
ditemukan bahwa alternatif strategi yang menjadi prioritas utama dalam
meningkatkan konsumsi ikan pada masyarakat berpendapatan rendah yaitu
melalui promosi dan sosialisasi Gemarikan melalui media cetak, media elektronik
dan media sosial.
Collections
- MT - Professional Master [887]