Karakteristik Daerah Penangkapan Madidihang (Thunnus albacares) Berdasarkan Suhu Permukaan Laut dan Klorofil-a di Perairan Provinsi Aceh
Abstract
Tuna madidihang (Thunnus albacares) merupakan sumberdaya ikan unggulan
yang tersebar di wilayah perairan Provinsi Aceh. Selama ini para nelayan yang
melakukan usaha penangkapan madidihang mengalami kendala dalam menentukan titik
operasional daerah penangkapan ikan. Daerah penangkapan ikan yang tidak pasti dapat
telah menurunkan produktivitas hasil tangkapan. Penentuan daerah penangkapan ikan
dapat diduga dari kondisi perairan yang merupakan habitat dari suatu spesies dan
biasanya digambarkan dengan parameter oseanografi. Suhu permukaan laut (SPL) dan
klorofil-a merupakan parameter oseanografi berperan penting untuk mengetahui
keberadaan ikan tuna madidihang dan mempermudah dalam menganalisis daerah
penangkapan ikan yang potensial yang terdapat di perairan Provinsi Aceh. Penentuan
daerah potensial ikan madidihang dapat diasumsikan dengan mengetahui produksi dan
produktifitas hasil tangkapan, berdasarkan lokasi (spasial) dan waktu (temporal)
penangkapan serta ukuran ikan yang tertangkap pada masing-masing priode.
Pengambilan data tangkapan tuna madidihang diperoleh dari sampel kapal dan
sampel tersebut ditentukan secara purposive sampling. Data SPL dan klorofil-a hasil
deteksi satelit Aqua Modis diolah dengan software ArcGIS. Hasil penelitian
menunjukkan sebaran SPL di perairan Provinsi Aceh pada musim barat, musim
peralihan, dan musim timur, berturut-turut adalah 25.00°C−30.00°C, 25.90°C−29.60°C
dan 25.70°C−29.50°C. Pola penyebarabn suhu permukaan laut (SPL) secara spasial dan
temporal pada bulan Januari−Agustus cenderung fluktuatif. Hal yang sama juga terjadi
pada pola sebaran spasial dan temporal kandungan klorofil-a pada bulan
Januari−Agustus 2015 pada musim barat, musim peralihan, dan musim timur di perairan
Provinsi Aceh berturut-turut 02.00 mg/m³−1.40 mg/m³ 0.11 mg/m³−2.40 mg/m³ dan
0.12 mg/m³−1.60 mg/m³. Konsentrasi sebaran SPL dan kandungan klorofil-a yang
terjadi mengalami pola yang sangat dinamis pada setiap daerah penangkapan.
Produksi dan produktifitas hasil tangkapan ikan madidihang secara spasial dan
temporal pada bulan Januar-Agustus sangat berfluktuasi. Daerah penangkapan ikan
potensial terjadi pada bulan Januari-Februari (musim barat) yang meliputi wilayah
perairan Pulau Aceh, Sabang dan Pulau Rondo, Sedangkan daerah penangkapan kurang
potensial terdapat di wilayah perairan Samudera Hindia, Seumeulu dan perairan Barat
Aceh, terjadi pada bulan Juni-Agustus (musim timur). Untuk perairan tidak potensial
penangkapan ikan madidihang di Provinsi Aceh terdapat di perairan Utara Aceh dan
Selata Malaka. Terjadinya peningkatan dan penurunan produktifitas hasil tangkapan
ikan madidihang secara spasial dan temporal, menggambarkan bahwa keberadaan
sumberdaya ikan madidihang di perairan Aceh di pengaruhi oleh faktor lingkungan dan
lintang bujur.
Collections
- MT - Fisheries [2932]