Dampak Kebijakan Perdagangan terhadap Dinamika Ekspor Karet Alam Indonesia ke Negara-Negara Importir Utama
Abstract
Pembangunan sektor pertanian saat ini telah mengalami perubahan orientasi yaitu dari orientasi peningkatan produksi ke orientasi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan. Melalui perdagangan, hasil-hasil produksi pertanian dapat diserap oleh pasar baik domestik maupun internasional. Secara khusus perdagangan internasional dapat meningkatkan manfaat yang diterima dari pengelolaan sumberdaya domestik di suatu negara. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis tren atau kecenderungan dalam perdagangan karet alam antara Indonesia dengan negara-negara importir utama karet alam yaitu Amerika Serikat dan Jepang, dan negara pesaing utama yaitu Thailand sebagai pembanding, (2) menganalisis hubungan jangka pendek dan jangka panjang dari permintaan dan penawaran impor dan ekspor karet alam asal Indonesia dan responnya terhadap perubahan pendapatan di negara importir dan harga dunia, dan (3) merumuskan implikasi dari perubahan kebijakan perdagangan dan lingkungan ekonomi terhadap arus perdagangan karet alam antara Indonesia dan negara-negara importir utama yaitu Amerika Serikat dan Jepang. Faktor dominan yang mempengaruhi permintaan impor karet alam Amerika Serikat adalah pendapatan domestik brutonya dengan respon yang elastis, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang dengan koefisien adjustment yang relatif besar nilainya. Sedangkan kuantitas impornya tidak responsif terhadap perubahan harga riil impor karet alam Amerika Nilai elastisitas harga ekspor karet alam Indonesia yang dibandingkan dengan Thailand untuk pasar Amerika Serikat menunjukkan dominasi ekspor karet alam Indonesia di pasar Amerika Serikat, sedangkan dominasi ekspor karet alam Thailand adalah di pasar Jepang karena nilai elastisitasnya yang lebih tinggi dari pada Indonesia. Secara umum nilai elastisitas harga ekspor karet alam adalah inelastis pada jangka pendek dan elastis pada jangka panjang. Komoditas perkebunan ini membutuhkan waktu yang lebih lama dalam proses produksinya dari penanaman sampai tanaman tersebut dapat menghasilkan sehingga usahausaha yang dilakukan untuk meningkatkan kuantitas ekspor melalui peningkatkan produksi dalam jangka pendek sulit dilakukan tetapi memungkinkan dalam jangka panjang. Hasil simulasi kebijakan menunjukkan bahwa kebijakan dalam bentuk depresiasi mata uang dan pengendalian inflasi lebih efektif untuk meningkatkan volume ekspor dari pada dengan kebijakan perpajakan.
Collections
- MT - Economic and Management [3184]

