Komponen Siklus Hidrologi Pada Kelapa Sawit Kabupaten Sorolangun Provinsi Jambi.
View/ Open
Date
2017Author
Mustikasari, Novia
Tarigan, Suria Darma
Sabiham, Supiandi
Sahari, Bandung
Metadata
Show full item recordAbstract
Pengembangan kebun kelapa sawit akan terus dilakukan. Pemerintah
Indonesia merencanakan perluasan kebun kelapa sawit hingga 18 juta hektar pada
tahun 2020. Pengembangan luasan kebun kelapa sawit diharapkan dapat
meningkatkan produksi kelapa sawit. Kekurangan air pada pertanaman kelapa
sawit mengakibatkan terganggunya pertumbuhan, perkembangan bunga dan buah
yang pada akhirnya menurunkan produksi kelapa sawit. Provinisi Jambi
merupakan salah satu daerah yang menunjukkan kecenderungan terjadinya
peningkatan luas perkebunan kelapa sawit, bahkan mulai menyaingi
perkembangan hutan karet yang merupakan tanaman tradisional rakyat.Tujuan
dari penelitian ini adalah menganalisis siklus hidrologi yang berperan penting di
kebun kelapa sawit dan menghitung aliran permukaan dan erosi dan faktor-faktor
mempengaruhinya. Penelitian ini menghasilkan rataan nila aliran batang adalah
2.63%,dari total curah hujan, lolosan tajuk sebesar 70.24%, intersepsi sebesar
27.13%. Evapotranspirasi pada penelitian ini adalah 4.34 sampai 5.8 mm/ hari
atau 134-144 mm/bulan. Pada musim kemarau kelapa sawit membutuhkan air
lebih cukup, karena nilai evapotranspirasi yang tinggi.
Nilai aliran permukaan dan erosi pada gawangan hidup lebih besar
dibandingkan dengan gawangan mati. Tingkat kemiringan pada gawangan hidup
dan gawangan mati tidak mempengaruhi aliran permukaan dan erosi yang terjadi,
karena beda kemiringgan tidak signifikan.
Collections
- MT - Agriculture [3772]