Identifikasi Karakter Morfologi, Agronomi, Kandungan Senyawa Bioaktif dan Tipe Produksi Biji Beberapa Aksesi Tanaman Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus (Blume) Miq).
View/ Open
Date
2017Author
Febjislami, Shalati
Melati, Maya
Kurniawati, Ani
Kusumo, Yudiwanti Wahyu Endro
Metadata
Show full item recordAbstract
Tanaman kumis kucing berkhasiat untuk mengobati penyakit diabetes. Sinensetin merupakan senyawa kimia pada kumis kucing yang berperan sebagai obat diabetes. Tujuan penelitian adalah untuk mempelajari keragaman karakter agronomi, kandungan sinensetin dan tipe produksi biji tanaman kumis kucing asal koleksi eksitu dari daerah Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur yang ditanam di Bogor pada bulan Maret-September 2015 (percobaan pertama) dan Maret-Juli 2016 (percobaan kedua). Tanaman kumis kucing dipanen saat populasi berbunga sekitar 70% dan diuji kandungan sinensiten pada daunnya. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan kelompok lengkap teracak dengan perlakuan 18 aksesi dan satu pembanding (aksesi Lembang yang berbunga ungu) diulang sebanyak 3 kali (percobaan pertama) dan 5 kali (percobaan kedua).
Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan pada akumulasi pertambahan tinggi selama 8 MST, jumlah cabang sekunder, buku cabang sekunder; panjang, lebar dan indeks luas daun; bobot basah daun, batang dan bunga per tanaman; bobot kering daun per tanaman; bobot basah dan kering daun, batang dan bunga per 4.41 m2; indeks panen basah dan kering per 4.41 m2 serta kadar sinensetin antar aksesi yang diuji. Aksesi Banyumas 1, Sumbersari dan Kraksaan memiliki karakter agronomi dan produksi kecuali kadar sinensetinnya yang lebih baik daripada aksesi Lembang. Berdasarkan kelompok bobot kering daun (rendah, sedang dan tinggi), kadar sinensetin lebih tinggi pada tanaman dengan bobot kering daun rendah hingga sedang daripada yang dengan bobot kering daun tinggi. Berdasarkan perbandingan antar aksesi, aksesi Lembang memiliki kadar sinensetin (0.043%) yang lebih tinggi dibandingkan lainnya, namun hanya mencapai 43% dari standar minimum yang ditetapkan oleh Farmakope Herbal Indonesia.
Beberapa perbedaan karakter morfologi dan pembungaan antar aksesi umumnya terlihat pada bentuk dan warna. Warna batang dominan adalah hijau kekuningan yang kuat dengan campuran warna merah muda keunguan dalam proporsi yang berbeda-beda. Bentuk daun yang dominan adalah elips sedang. Bunga tanaman kumis kucing memiliki tiga jenis warna yaitu putih, intermediate dan ungu; warna putih adalah warna yang paling dominan. Bunga tanaman kumis kucing tergolong heterostyle dengan bentuk long-styled. Stigma memiliki dua bentuk: menutup dan membuka dengan bentuk menutup yang paling dominan. Stigma menutup dan membuka ditemukan pada aksesi Tuban dan bentuk stigma membuka pada aksesi Pamekasan. Aksesi tanaman kumis kucing mempunyai keragaman yang sempit dengan tingkat kemiripan 84%. Tanaman kumis kucing berbunga saat 4-5.5 minggu setelah tanam dan mekar 2-3 minggu kemudian. Biji tanaman kumis kucing terbentuk dari proses penyerbukan dan fertilisasi sehingga berpotensi digunakan sebagai perbanyakan generatif dan pemuliaan konvensional. Benih tanaman kumis kucing mulai berkecambah pada hari keempat dan membutuhkan waktu sekitar delapan hari sejak semai untuk berkembang dari biji hingga menjadi kecambah sempurna. Aksesi Tuban mempunyai daya berkecambah tertinggi yaitu sebesar 72.97%.
Kata kunci: Bunga, daya berkecambah, keragaman, Orthosiphon stamineus, sinensetin.
Collections
- MT - Agriculture [3781]