Karakteristik Sifat Kimia dan Fisika Tanah di Lahan Perkebunan Nanas dengan Tingkat Produksi Berbeda.
View/ Open
Date
2017Author
Natalia, Rina
Anwar, Syaiful
Sutandi, Atang
Nugroho, Budi
Metadata
Show full item recordAbstract
Nanas (Ananas comocus L. Merr) adalah salah satu komoditas hortikultura
yang menjadi salah satu andalan ekspor buah Indonesia. Ekspor nanas Indonesia
terus meningkat, dan upaya selalu dilakukan untuk memperbaiki kualitas buah
nanas, meningkatkan produksi dan meningkatkan ekspor. Namun ekspor nanas
Indonesia pada tahun 2014 dan 2015 mengalami penurunan dikarenakan penurunan
produksi di sentra-sentra perkebunan nanas. Data pada salah satu perkebunan nanas,
menunjukkan bahwa satuan lahan perkebunan menghasilkan produksi yang
berbeda walaupun dengan pengelolaan hara dan pengolahan lahan yang sama.
Perbedaan produksi ini diduga berkaitan dengan perbedaan spesifik sifat-sifat tanah
yang mempengaruhi serapan hara tanaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk
membandingkan sifat kimia tanah di area pertanaman dan di luar area pertanaman
pada perbedaan tingkat produksi, membandingkan sifat fisika tanah di area
pertanaman pada perbedaan tingkat produksi, dan menganalisis hubungan sifat
kimia tanah dan sifat fisika tanah di area pertanaman terhadap produksi nanas.
Contoh tanah penelitian diambil di perkebunan nanas di Terbanggi Besar
Lampung Tengah, Lampung. Penelitian mencakup penelitian lapangan dan
penelitian laboratorium. Contoh tanah terganggu diambil di area pertanaman dan di
luar area pertanaman berdasarkan perbedaan tingkat produksi yang terdiri dari 6
blok lokasi lahan produksi rendah dan 3 blok lahan produksi tinggi. Contoh tanah
terganggu diambil untuk dianalisis sifat kimia dan sifat fisika tanahnya. Contoh
tanah utuh diambil pada area pertanaman dengan menggunakan ring sampler dan
dilakukan pengukuran bobot isi. Pengukuran ketahanan tanah terhadap penetrasi
vertikal dan horizontal di sekitar perakaran dilakukan di lapangan.
Uji T sifat kimia tanah pada lahan produksi rendah menunjukkan perbedaan
sangat nyata pada P tersedia, K tersedia, P-HCl dan K-HCl antara area pertanaman
dan di luar area pertanaman. Fosfor tersedia dan P-HCl pada tanah di area
pertanaman nyata lebih tinggi dari P tersedia dan P-HCl pada tanah di luar area
pertanaman. Sedangkan K tersedia dan K-HCl pada tanah di area pertanaman nyata
lebih rendah dari K tersedia dan K-HCl pada tanah di luar area pertanaman. Uji T
sifat kimia tanah pada lahan produksi tinggi menunjukkan perbedaan sangat nyata
pada K tersedia, K-HCl, Kdd, Nadd dan Mgdd antara area pertanaman dan di luar area
pertanaman. K tersedia, K-HCl, Kdd, Nadd dan Mgdd pada tanah di area pertanaman
nyata lebih rendah dari K tersedia, K-HCl, Kdd, Nadd dan Mgdd pada tanah di luar
area pertanaman. Uji T sifat kimia tanah di area pertanaman menunjukkan pada
produksi rendah, kadar P tersedia, P-HCl, N total, KTK, Zn dan Hdd sangat nyata
lebih tinggi dibandingkan pada produksi tinggi. Uji T sifat fisika tanah di area
pertanaman menunjukkan pada produksi rendah, penetrasi horizontal, penetrasi
vertikal dan bobot isi sangat nyata lebih tinggi dibanding pada produksi tinggi.
Korelasi sifat kimia tanah dengan produksi menunjukkan bahwa P-HCl dan Zn
berkorelasi negatif dan berpengaruh sangat nyata terhadap tingkat produksi.
Korelasi sifat fisika tanah dengan produksi menunjukkan bahwa penetrasi
horizontal, penetrasi vertikal dan bobot isi berkorelasi negatif dan berpengaruh
sangat nyata terhadap tingkat produksi. Analisis diskriminan menunjukkan bahwa
sifat kimia tanah yang paling berpengaruh terhadap produksi secara berurutan
adalah P tersedia, P-HCl, N total, K-HCl dan K tersedia. Analisis diskriminan juga
menunjukkan sifat fisika tanah yang paling berpengaruh terhadap produksi secara
berurutan adalah penetrasi horizontal, bobot isi dan penetrasi vertikal.
Collections
- MT - Agriculture [3772]