Keanekaragaman spesies dan Layanan Ekosistem Rayap dan Semut pada Berbagai Tipe Penggunaan Lahan Di Jambi.
View/ Open
Date
2017Author
Sholih, Muhammad Badrus
Buchori, Damayanti
Harahap, Idham Sakti
Metadata
Show full item recordAbstract
Rayap dan semut merupakan serangga yang penting dalam ekosistem.
Keberadaan rayap dan semut penting dalam menopang layanan-layanan ekosistem
terkait fungsinya sebagai pengurai bahan organik dan predator. Gangguan serta
perubahan ekosistem dari ekosistem pertanian mengakibatkan penurunan jumlah
spesies dan merubah komposisi spesies serangga di dalamnya termasuk rayap dan
semut. Banyak penelitian menunjukkan bahwa kapasitas ekosistem dalam
menyediakan layanan ekosistem berkurang karena berkurangnya keanekaragaman
spesies di dalamya. Sehingga tipe penggunaan lahan diduga berdampak pada
layanan ekosistem yang diberikan rayap sebagai dekomposer dan semut sebagai
predator. Tujuan penelitian ini adalah memelajari keanekaragaman dan mengukur
potensi layanan ekosistem rayap sebagai dekomposer dan semut sebagai predator
pada hutan sekunder, hutan karet, perkebunan karet dan perkebunan kelapa sawit.
Penelitian ini dilaksanakan di beberapa tipe penggunaan lahan yaitu hutan
sekunder, hutan karet, perkebunan karet dan perkebunan kelapa sawit di kawasan
Hutan Harapan, Kabupaten Batanghari, Jambi. Studi keanekaragaman rayap
dilakukan dengan metode transek sepanjang 50 m x 5 m. Studi keanekaragaman
semut dilakukan dengan metode pengumpanan menggunakan larva ngengat beras
(Corcyra cephalonica) (Lepidoptera: Pyralidae). Studi layanan ekosistem rayap
dilakukan dengan mengamati dekomposisi umpan kayu yang diletakkan di lahan.
Studi layanan ekosistem semut dilakukan dengan mengamati 5 larva C.
cephalonica yang diangkut oleh semut pada setiap tipe penggunaan lahan.
Hasil penelitian menunjukkan jumlah spesies dan komposisi spesies rayap
dipengaruhi oleh tipe penggunaan lahan. Jumlah spesies rayap tertinggi terdapat
pada tipe penggunaan lahan hutan sekunder sedangkan yang paling rendah
terdapat pada tipe penggunaan lahan perkebunan kelapa sawit. Jumlah spesies
semut tidak dipengaruhi tipe penggunaan lahan namun komposisi semut
dipengaruhi tipe penggunaan lahan. Jumlah spesies semut tertinggi terdapat pada
tipe penggunaan lahan hutan sekunder sedangkan yang paling rendah terdapat
pada tipe penggunaan lahan perkebunan kelapa sawit.
Besarnya layanan ekosistem rayap maupun semut yang diukur dari
dekomposisi kayu dan predasi larva C. cephalonica tidak berbeda antar tipe
penggunaan lahan. Konsumsi umpan kayu paling tinggi terjadi pada perkebunan
kelapa sawit dengan rayap Schedorhinotermes tarakensis sebagai spesies rayap
yang berperan penting sedangkan yang paling rendah terjadi pada perkebunan
karet. Predasi larva C. cephalonica paling tinggi terjadi pada tipe penggunaan
lahan hutan sedangkan yang paling rendah adalah pada tipe penggunaan lahan
perkebunan karet. Semut yang berperan dominan dalam memangsa umpan C.
cephalonica pada penggunaan lahan hutan sekunder adalah Achantomyrmex sp.
01, Aenictus sp. 01, Tetramorium sp. 02 dan Pheidologeton sp. 01, sedangkan
pada tipe penggunaan lahan hutan karet adalah O. denticulata. Pada tipe
penggunaan lahan perkebunan karet semut yang berperan penting dalam
memangsa umpan C. cephalonica adalah Tetramorium sp. 03 dan Crematogaster
sp. 02, sedangkan pada tipe penggunaan lahan perkebunan kelapa sawit semut
adalah semut A. gracilipes dan Rhoptromyrmex sp. 01.
Collections
- MT - Agriculture [3787]