Peranan Mulsa Organik dan Tanaman Akar Wangi (Vetiveria zizanioides) Pada Budidaya Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap Sifat Fisik Tanah, Aliran Permukaan, dan Erosi
Abstract
Erosi tanah pada lahan pertanian merupakan aspek penting yang perlu
diperhatikan, karena dapat menurunkan kualitas fisik dan kimia tanah. Penurunan
kualitas fisik dan kimia tanah akan mengakibatkan terganggunya produksi tanaman
yang dibudidayakan, sehingga perlu adanya usaha untuk mengurangi hal tersebut.
Salah satu teknik konservasi tanah dan air yang dapat dilakukan untuk mengurangi
erosi adalah dengan penggunaan mulsa dan tanaman akar wangi. Penelitian yang
bertujuan untuk mempelajari pengaruh pemberian mulsa organik, tanaman akar
wangi, dan kombinasinya pada budidaya tanaman kacang tanah terhadap sifat fisik
tanah (bobot isi, stabilitas agregat, dan hantaran hidrolik), aliran permukaan, dan
erosi dilakukan pada petak erosi. Sifat-sifat tanah yang diamati meliputi tekstur,
kadar bahan organik, bobot isi, indeks stabilitas agregat, dan hantaran hidrolik jenuh
tanah. Bobot isi dan indeks stabilitas agregat tanah diamati sebelum dan sesudah
tanam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian mulsa organik, penanaman
akar wangi dan kombinasinya berpengaruh nyata dalam meningkatkan stabilitas
agregat tanah dan menurunkan erosi. Pengaruh peningkatan stabilitas agregat tanah
disebabkan oleh peran mulsa organik dalam penambahan bahan organik sehingga
tercipta agregat yang stabil. Curah hujan dan aliran permukaan berkorelasi positif
terhadap erosi. Aliran permukaan dan erosi meningkat seiring dengan peningkatan
curah hujan, dan erosi meningkat seiring dengan peningkatan aliran permukaan.
Erosi yang dihasilkan pada semua perlakuan masih berada dibawah nilai erosi yang
diperbolehkan. Nilai erosi pada perlakuan kontrol, akar wangi, mulsa organik, dan
kombinasi secara berturut-turut sebesar 1.08, 0.47, 0.26, dan 0.29 ton/ha/musim.