Tingkat Kompetensi Pemilik Usaha Rumah Makan Kelas C Di Dua Kawasan Wisata Pantai Banten
View/ Open
Date
2017Author
Manalu, Maria Binur Fransiska
Amanah, Siti
Sugihen, Basita Ginting
Asngari, Pang S
Metadata
Show full item recordAbstract
Pemilik usaha ramah makan tradisional kelas C (selanjutnya disingkat
dengan PURMT/C) memiliki peranan yang sangat penting dalam pengembangan
makanan tradisional di kawasan wisata pantai Banten, yang bertujuan tidak hanya
untuk meningkatkan pengelolaan usaha rumah makan dan pendapatan PURMT/C,
tetapi juga untuk membangkitkan peran makanan tradisional sebagai wisata
kuliner yang dapat mendukung pariwisata. PURMT/C masih memiliki berbagai
kesulitan untuk meningkatkan usaha rumah makan tradisional kelas C baik
kuantitas maupun kualitas. Makanan tradisional yang dihasilkan antara lain:
Rabeg, Sate Bandeng, Nasi Uduk Serang, Nasi Belut Khas Banten, Nasi Sumsum
dan Balok Menes umumnya kurang memperhatikan terpeliharanya kebersihan,
keindahan penyajian, makanan sehat, aman dan halal (SAH). Dari segi pelayanan
makanan PURMT/C kurang memperhatikan kenyamanan suasana rumah makan
dengan adanya pengamen, keindahan tata ruang rumah makan kurang tertata rapi,
kebersihan toilet, kebersihan area rumah makan dan keramahtamahan, sehingga
jarang ada wisatawan yang tertarik membeli makanan dan minuman di rumah
makan tradisional kelas C. Kondisi usaha rumah makan tradisonal kelas C di
Pantai Serang dan Carita yang dikelola pemilik usaha rumah makan kurang
berkembang, bahkan banyak usaha rumah makan yang terpaksa tutup. Kondisi
dilapangan ini terjadi karena tidak adanya pembinaan/dukungan dan penyuluhan
dari pihak pemerintah setempat, dinas pariwisata, lembaga kuliner dan masyarakat
sekitar. Sebenarnya usaha rumah makan di lokasi pariwisata dapat menjadi
sumber pendapatan untuk menghidupkan keluarga bila dikelola dengan mengikuti
perkembangan kuliner saat ini dan menerapkan Sapta Pesona (keamanan,
ketertiban, kebersihan, kesejukan, keindahan, keramahan, dan kenangan).
Penelitian bertujuan untuk: (1) Menganalisis profil karakteristik tingkat
kompetensi sosial ekonomi PURMT/C di dua kawasan wisata Banten; (2)
Mengkaji kompetensi PURMT/C serta faktor-faktor yang berhubungan dan
memengaruhi tingkat kompetensi PURMT/C dalam pengelolaan usaha rumah
makan guna mendukung pariwisata; (3) Menganalisis persepsi PURMT/C
terhadap keinginan wisatawan tentang pelayanan makan; dan (4) Menyusun dan
merumuskan strategi pengembangan kompetensi PURMT/C dalam pengelolaan
usaha rumah makan guna mendukung pariwisata. Penelitian dilaksanakan selama
delapan bulan, mulai bulan Oktober 2015 sampai Mei 2016. Jumlah sampel
adalah 178 orang PURMT/C mewakili populasi sebanyak 321 orang PURMT/C.
Sampel ditentukan menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan lima
persen. Kajian profil sosial ekonomi karakteristik PURMT/C di daerah dua
kawasan Banten dilakukan secara statistic deskriptif, digunakan uji korelasi Rank
Spearman. Analisis structural equation model (SEM) digunakan untuk
mengetahui pengaruh secara struktural antara peubah baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sebagian besar PURMT/C
berumur produktif, memiliki pendidikan SMA, pengalaman berusaha rumah
makan dalam mengelola usaha rumah makan dan persepsi terhadap keinginan
wisatawan. Profil ini sangat mendukung bagi pengembangan kompetesnsi
PURMT/C. Kompetensi PURMT/C dengan indikator meliputi kemampuan
perencanaan menu, kemampuan menyiapkan persiapan pengolahan, kemampuan
mengolah makanan, kemampuan penyajian makanan dan kemampuan melayani
wisatawan. Hasil temuan penelitian ternyata belum ada perencanaan usaha, masih
banyak masalah yang tidak terpecahkan, belum mampu menyesuaikan produk
makanan dengan keinginan wisatawan, dan tidak pernah melakukan promosi
produk makanan. Kompetensi PURMT/C juga masih tergolong sedang. Indikator
kompetensi kuliner yaitu kompetensi personal, professional dan sosial berada
dalam kategori sedang.
Analisis korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa kompetensi personal
berhubungan secara positif dan nyata dengan jumlah anggota keluarga,
kompetensi profesional berhubungan secara positif dan nyata dengan lokasi usaha
dan kompetensi sosial berhubungan secara positif dan nyata dengan Sapta Pesona.
Analisis lebih lanjut menggunakan SEM menunjukkan bahwa faktor internal
PURMT/C (umur, pengalaman berusaha, jumlah anggota keluarga dan persepsi
PURMT/C terhadap keinginan wisatawan) dan faktor pendukung (Sapta Pesona
dan dukungan pemerintah) berpengaruh positif dan nyata terhadap kompetensi
PURMT/C; dan kompetensi berpengaruh positif dan nyata dengan keberhasilan
usaha.
Strategi peningkatan kompetensi PURMT/C dalam pengelolaan usaha
rumah makan dapat dilakukan melalui peningkatan persepsi, pembentukan
kelompok usaha rumah makan dan pembentukan unit penyuluhan dan kegiatan
penuluhan pariwisata. Penguatan persepsi dapat dilakukan dengan memperbaiki
indikator-indikator yang mereflesikan faktor internal dan faktor pendukung.
Pembentukan kelompok usaha rumah makan adalah sebagai wahana bekerja sama,
berbagi informasi dan mengatasi tantangan bersama. Melalui kelompok usaha
rumah makan PURMT/C dapat bersama-sama mendaftarkan izin usaha rumah
makan untuk mendapatkan pembinaan dan bantuan dari pemerintah. Pembinaan
dari pemerintah dilakukan melalui penyuluhan pariwisata. Karena itu unit
penyuluhan pariwisata sangat penting diadakan untuk membina PURMT/C
meningkatkan kompetensi kuliner yang ada selama ini. Penyuluhan pariwista
dirancang oleh akademisi serta perguruan tinggi berkerjasama secara lintas
pemangku kepentingan demi mempromosikan Sapta Pesona bagi PURMT/C
dalam menjalankan usaha rumah makannya.
Collections
- DT - Human Ecology [566]