Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan Ubi Jalar Pada PT Galih Estetika Indonesia Melalui Pendekatan Business Model Canvas
View/ Open
Date
2017Author
Nur'azkiya, Luthfi
Baga, Lukman M
Tinaprilla, Netti
Metadata
Show full item recordAbstract
Ubi jalar (Ipomoea batatas L) atau sweet potatoes merupakan komoditas tanaman pangan potensial yang dapat dikembangkan sebagai substitusi beras. Komoditas ini memegang peranan yang cukup penting karena memiliki banyak manfaat dan nilai tambah. Ubi jalar bermanfaat sebagai bahan pangan penghasil karbohidrat (sumber energi) dan juga dapat digunakan sebagai bahan baku agroindustri. Nilai tambah dari ubi jalar dapat diperoleh dengan cara pengolahan ubi jalar segar menjadi pasta, tepung, selai, keripik, mie, stik, saos, gula, manisan kering, kecap, cuka, dan pakan. Sementara di negara-negara maju, ubi jalar merupakan komoditas penting dan makanan mewah diproses menjadi berbagai bentuk makanan yang lebih sempurna sehingga dapat meningkatkan harga ubi jalar menjadi lebih tinggi. Selain itu, ubi jalar dijadikan sebagai bahan baku aneka industri, seperti industri fermentasi, tekstil, lem, kosmetika, farmasi, dan sirup.
PT Galih Estetika Indonesia adalah sebuah perusahaan pengolahan ubi jalar pertama di Indonesia yang menghasilkan produk pasta ubi jalar skala ekspor. Saat ini perusahaan telah menghadapi persaingan global yang semakin ketat baik di dalam negeri maupun luar negeri. Beberapa permasalahan yang muncul diantaranya: pasokan bahan baku yang semakin berkurang, kemitraan belum berjalan optimal, penjualan mengalami penurunan, saluran pemasaran yang minim, serta pertumbuhan industri baru yang sejenis meningkat. Masalah yang kompleks tersebut mengakibatkan terjadi ketidakstabilan pada PT Galih Estetika Indonesia dalam menjalankan kegiatan bisnis, sehingga perusahaan harus diakuisisi oleh PT KML (Kelola Mina Laut) Group pada tahun 2015. Hal ini mengindikasikan bahwa model bisnis yang selama ini digunakan tidak mampu menghadapi perubahan situasi bisnis yang dinamis, maka diperlukan strategi baru dengan terobosan yang ada pada Business Model Canvas (BMC).
Penelitian ini bertujuan untuk memetakan, menganalisis, dan merumuskan alternatif strategi baru berdasarkan BMC. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif-kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pendekatan penelitian ini dilakukan berdasarkan 9 komponen BMC. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dari hasil wawancara mendalam (indepth interview), Focus Group Discussion (FGD), dan observasi di lapangan. Wawancara terstruktur berpedoman pada kuesioner. Wawancara dilakukan kepada pihak-pihak yang terkait dalam pengelolaan PT Galih Estetika Indonesia sebagai informan kunci. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pihak-pihak yang berkepentingan dan kompeten dalam memetakan 9 komponen BMC. Kemudian dilakukan analisis SWOT pada setiap komponen BMC dan disempurnakan dengan Blue Ocean Strategy untuk membuat BMC baru. Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi literatur, jurnal, penelitian sebelumnya, buku, internet, dan instansi terkait.
Berdasarkan hasil penelitian, pemetaan pada Business Model Canvas (BMC) PT Galih Estetika Indonesia saat ini menunjukan bahwa perlu adanya perubahan strategi baru karena masih terdapat segmen pasar yang berpotensi dan
belum terlayani dengan baik di dalam maupun luar negeri. Sementara hasil dari identifikasi SWOT adalah BMC saat ini masih belum sempurna yang memiliki kelemahan strategis seperti kontinuitas pasokan bahan baku terganggu, kemitraan yang belum berjalan optimal, minimnya saluran pemasaran produk yang membuat perusahaan tergantung kepada Penghubung (khusus segmen pasar Korea). Oleh karena itu, BMC saat ini perlu diperbaiki dengan memanfaatkan kesempatan strategis diantaranya bantuan dari Pemerintah berupa penyuluhan dan pendampingan petani mitra ubi jalar, sarana promosi produk pada pameran dagang dan juga situs dagang, serta bantuan modal usaha. Selain itu, kesempatan strategis lainnya adalah kolaborasi media dan saluran pemasaran dari KML Group. Adapun ancaman strategis yang perlu diperhatikan adalah pelanggan yang tidak loyal serta pesaing dari dalam dan luar negeri. Selanjutnya, hasil kombinasi SWOT dalam BMC disempurnakan dengan penerapan 4 langkah kerja Blue Ocean Strategy: mengeliminasi, menciptakan, menambahkan dan mengurangi, sehingga dihasilkanlah BMC baru hasil perbaikan dan BMC baru prototype sebagai alternatif strategi yang dapat digunakan untuk bisnis di masa depan. BMC baru hasil perbaikan berfokus pada pengembangan pasar luar negeri dan BMC baru prototype berfocus pada penciptaan pasar dalam negeri. Kedua BMC baru tersebut ditopang oleh kemitraan yang terintegrasi antara perusahaan, Pemerintah, dan petani.
Collections
- MT - Economic and Management [2975]