Status Hidrasi, Inflamasi dan Stres Oksidatif Pria Usia Dewasa Muda Sebelum dan Saat Puasa ramadhan
View/ Open
Date
2017Author
Fajarwati, Sulastri
Hardinsyah
Setiawan, Budi
Metadata
Show full item recordAbstract
Puasa ramadhan adalah salah satu kewajiban umat Islam. Air merupakan
komponen utama tubuh, karena sekitar 50-60% dari berat badan tubuh adalah air
(Santoso et al. 2012). Asupan cairan saat bulan ramadhan akan berbeda,
dikarenakan adanya perubahan waktu dan frekuensi makan dan minum. Saat
berpuasa, bila tubuh kekurangan cairan, maka proses pembuangan racun (detoks)
dari dalam tubuh menjadi tidak lancar (Hardinsyah 2011). Menurut Brizia (2014)
bila tubuh terhidrasi dengan baik maka tubuh memiliki konsentrasi sitokin
inflamasi yang rendah dalam serum dibandingkan keadaan dehidrasi. Beberapa
perubahan metabolik dan hormonal terjadi pada tubuh saat puasa ramadhan dan
beberapa penelitian sebelumnya mengkaji status hidrasi, inflamasi dan stres
oksidatif subjek secara parsial pada subjek yang berpuasa, namun belum ada
publikasi tentang kajian status hidrasi dikaitkan dengan inflamasi dan stres
oksidatif subjek saat puasa ramadhan. Sehingga penelitian ini akan mengkaji
status hidrasi, inflamasi dan stres oksidatif yang dibandingkan sebelum dan saat
puasa ramadhan pada pria dewasa muda. Selain itu penelitian ini juga mengkaji
perubahan pada hormon pertumbuhan pada pria dewasa muda sebelum dan saat
puasa ramadhan.
Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Menganalisis status hidrasi sebelum dan
saat ramadhan, 2) Mengidentifikasi total lemak tubuh dan status stres sebelum dan
saat ramadhan, 3) Mengidentifikasi perbedaan kadar TNF-alpha, MDA dan IGF-1
sebelum dan saat puasa ramadhan, 4) Mengidentifikasi pengaruh status hidrasi,
total lemak tubuh dan status stres pada kadar TNF-Alpha dan MDA saat puasa
ramadhan. Desain penelitian ini adalah Chohort prospective study. Jumlah subjek
penelitian ini sebanyak 18 subjek pria usia dewasa muda yang sehat. Berusia 19-
29 tahun berasal dari mahasiswa Institut Pertanian Bogor yang berpuasa sebulan
penuh selama ramadhan dan memenuhi kriteria inklusi. Pengambilan sampel urin
dan darah dilakukan seminggu sebelum ramadhan dan minggu ke empat
ramadhan. Pengukuran antropometri dan komposisi tubuh menggunakan
pengukuran Biolectrical Impedance Analysis (BIA), asupan makan dan minum
menggunakan metode food record 3x24 jam, aktivitas fisik menggunakan
kuesioner aktivitas fisik 24 jam dan status kesehatan mental (stres) menggunakan
Health Status Questionnaire (HSQ). Pengukuran status hidrasi menggunakan
analisis berat jenis urin, kadar TNF-alpha dan IGF-1 menggunakan analisis serum
(Enzyme Linked Immunosorbent assay) ELISA dan spektrofotometri untuk serum
MDA di laboratorium stres oksidatif fakultas kedokteran Universitas Indonesia.
Analisis data menggunakan analisis Paired t-Test, Pearson, dan Analisis Regresi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa puasa ramadhan memberikan manfaat
pada penurunan berat badan, IMT, total lemak tubuh dan total air tubuh yang
signifikan. Penurunan berat badan yang relatif kecil pada subjek, dapat
dikarenakan penurunan sebagian besar rata-rata dari total air tubuh (kg) diikuti
total lemak tubuh (kg). Rata-rata tingkat kecukupan konsumsi energi subjek
sebelum puasa ramadhan 78.5±26.39% sedangkan saat puasa 69.1±17.52%
meskipun cenderung menurun namun tidak berbeda signifikan dibandingkan
sebelum puasa. Hal ini karena ada perubahan pola dan frekuensi yang lebih
rendah dari konsumsi makanan dan minuman. Tidak ada perbedaan signifikan
pada rata-rata nilai PAL (PhysicalActivity Level) sebelum dan saat puasa.
Sebagian besar tingkat aktivitas subjek tergolong sedang, yaitu sebelum ramadhan
(61.1%) dan saat puasa ramadhan (72.22%). Rata-rata nilai stres subjek sebelum
dan saat puasa ramadhan tidak berbeda. Sebesar (77.78%) subjek memiliki status
stres yang tidak baik pada saat sebelum dan saat puasa ramadhan.
Berat jenis urin pada subjek saat puasa ramadhan meningkat. Keseluruhan
subjek (100%) mengalami dehidrasi akut saat puasa ramadhan dibandingkan
sebelum puasa ramadhan. Rata-rata kadar TNF-alpha meningkat dengan delta
sebesar 2.608 pg/ml dan MDA sebesar 0.194 mmol/ml, serta ada peningkatan
rata-rata hormon pertumbuhan (IGF-1) sebesar 2.03 ng/ml yang dibandingkan
dengan sebelum puasa ramadhan. Kadar TNF-alpha dipengaruhi secara signifikan
oleh status puasa. Penelitian ini membuktikan bahwa puasa bermanfaat untuk
menjaga kesehatan tubuh dan menjaga sistem imun tubuh (sitokin TNf-alpha). Selain
itu juga puasa ramadhan dapat menjadi salah satu alternatif diet sehat. Mengonsumsi
cairan yang cukup selama puasa ramadhan sesuai kebutuhan agar jaringan dan
organ tubuh senantiasa berfungsi secara optimal. Melaksanakan ibadah puasa
dengan ketulusan dan iman agar perubahan ritme sikardian tubuh selama
ramadhan dalam keadaan positif sehingga sistem imun tubuh bekerja secara
optimal. Diperlukan studi untuk menganalisis status hidrasi, inflamasi dan stres
oksidatif mempertimbangkan subjek dengan status gizi lebih sebelum dan setelah
puasa ramadhan.
Collections
- MT - Human Ecology [2247]