Rantai Pasok Sayuran di PT Bimandiri Agro Sedaya
View/ Open
Date
2017Author
Sari, I. Rani Mellya
Asmarantaka, Ratna Winandi
Tinaprilla, Netti
Metadata
Show full item recordAbstract
Provinsi Jawa Barat sebagai sentra provinsi penghasil sayuran memiliki
karakteristik komoditas kawasan budidaya yang berbeda yakni kawasan budidaya
dataran tinggi dan dataran rendah. Satu daerah yang menjadi lokasi budidaya
sayuran adalah Bandung Barat yang berada pada dataran tinggi. Penawaran
sayuran di Kabupaten Bandung Barat tidak hanya di tujukan pada masyarakat
setempat melainkan didistribusikan kedaerah lain seperti Jabodetabek. Untuk
menjaga kualitas sayuran diperlukan perlakuan khusus yang membutuhkan modal
usaha, keterampilan, dan teknologi tertentu yang belum dapat dipenuhi oleh
petani. Adanya packing house salah satunya PT Bimandiri Agro Sedaya sebagai
jembatan penghubung antara petani dengan pasar modern. Namun dalam proses
pemasarannya, PT Bimandiri mengalami masalah yaitu kurangnya pasokan
sayuran dari petani mitra yang diduga karena kurangnya jumlah sayuran yang
dihasilkan petani mitra. Menciptakan rantai pasok yang baik dibutuhkan adanya
kerjasama, koordinasi, kolaborasi dan integrasi dengan setiap anggota rantai.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi serta kinerja rantai
pasok sayuran di PT Bimandiri Agro Sedaya, menganalisis kemitraan contract
farming di PT Bimandiri Agro Sedaya serta memberikan upaya strategis untuk
peningkatan kinerja rantai pasok sayuran di PT Bimandiri Agro Sedaya. Metode
pengolahan data menggunakan analisis Food Supply Chain Network (FSCN),
analisis Supply Chain Operation Reference (SCOR) serta analisis Contract
Farming Models.
Penelitian dilakukan pada bulan Januari-Februari 2017 di PT Bimandiri
Agro Sedaya Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat. Data yang
digunakan merupakan data primer dan sekunder. Responden dalam penelitian ini
adalah 20 petani mitra dan kepala divisi pemasaran dan kemitraan PT Bimandiri
Agro Sedaya.
Kondisi rantai pasok sayuran yang di analisis menggunakan kerangka
Food Supply Chain Network (FSCN) belum berjalan dengan baik karena masih
terdapat beberapa kendala dalam rantai pasok. Dalam manajemen rantai pasok,
sistem transaksi yang diterapkan belum lancar dan belum ada kesepakatan
kontraktual antara pihak petani dan perusahaan. Hasil kinerja rantai pasok
menunjukkan bahwa dari atrbut reliabilitas hanya mencapai posisi advantage
sehingga kinerja rantai pasok sayuran harus lebih ditingkatkan. Atribut
responsivitas dan fleksibilities perusahaan sudah mencapai posisi superior. Hasil
analisis kontrak kemitraan pertanian yang cocok ditetapkan untuk menunjang
kinerja rantai pasok adalah Centralized Model. Pada model ini pihak perusahaan
membeli sayuran dari para petani kemudian memproses atau mengemas sayuran
tersebut hingga mendistribusikan sayuran ke ritel modern. Upaya strategis yang
dapat dilakukan untuk peningkatan kinerja rantai pasok dengan membangun
kerjasama dengan pihak pemasok.
Collections
- MT - Economic and Management [2878]