Dampak Kebijakan Perberasan Terhadap Pasar Beras dan Kesejahteraan Produsen dan Konsumen Beras di Indonesia
Abstract
Beras merupakan komoditas pangan utama yang mempengaruhi
kesejahteraan masyarakat Indonesia. Sekitar 98% penduduk Indonesia
mengkonsumsi beras sebagai makanan pokok, bahkan di beberapa daerah yang
secara tradisional memiliki pangan utama jagung atau sagu, sebagian penduduknya
telah beralih mengkonsumsi beras. Permintaan beras di Indonesia meningkat setiap
tahunnya sehingga membuat kesenjangan semakin besar antara produksi dan
konsumsi. Kelebihan permintaan ditutupi oleh impor beras yang menyebabkan
harga beras dalam negeri merespons pergerakan harga beras global yang merugikan
produsen dan konsumen. Swasembada terus diupayakan dan menjadi salah satu
prioritas kebijakan pemerintah. Peningkatan produksi beras domestik harus dapat
didukung oleh pemerintah melalui kebijakan-kebijakan yang efektif, sehingga
dengan meningkatnya produksi beras dapat meningkatkan kesejahteraan petani
maupun konsumen beras. Instrumen kebijakan yang telah dilakukan oleh
pemerintah diantaranya: penjaminan harga gabah melalui kebijakan Harga
Pembelian pemerintah (HPP), pemberian bantuan berupa kredit pertanian dengan
bunga rendah, dan bantuan input berupa subsidi pupuk, subsidi benih, dan subsidi
pestisida.
Studi ini memiliki tujuan untuk: (1) mengevaluasi dampak kebijakan
perberasan dan perubahan faktor eksternal terhadap pasar beras di Indonesia tahun
2010-2014, (2) mengevaluasi dampak kebijakan perberasan dan perubahan faktor
eksternal terhadap kesejahteraan produsen dan konsumen beras di Indonesia tahun
2010-2014, dan (3) mengkaji ramalan dampak kebijakan perberasan dan perubahan
faktor eksternal terhadap pasar beras dan kesejahteraan produsen dan konsumen
beras di Indonesia tahun 2018-2024. Spesifikasi model penelitian menggunakan
persamaan simultan dan diestimasi dengan metode Two Stage Least Squares
(2SLS). Data yang digunakan adalah data rentang waktu (time series) dari tahun
1981 sampai 2014.
Hasil pendugaan model menunjukkan bahwa permintaan, penawaran, dan
harga beras dipengaruhi oleh perubahan faktor eksternal dan kebijakan perberasan
domestik. Kebijakan peningkatan subsidi pupuk dan kredit pertanian
mempengaruhi pasar beras domestik yang memberikan keuntungan bagi konsumen
tetapi merugikan produsen. kebijakan peningkatan HPP dan tarif impor
mempengaruhi pasar beras domestik yang memberikan keuntungan bagi produsen
tetapi merugikan konsumen. Perubahan pasar yang diakibatkan oleh penerapan
kebijakan tunggal hanya meningkatkan kesejahteraan salah satu pihak sehingga
tidak memberikan asas keadilan bagi konsumen dan produsen. Penerapan
kombinasi kebijakan peningkatan subsidi pupuk, produktivitas areal, dan Harga
Pembelian Pemerintah (HPP) serta peningkatan GDP riil Indonesia dapat
meningkatkan surplus produsen dan konsumen beras di Indonesia.
Collections
- MT - Economic and Management [2904]