Peranan Kemitraan Dalam Rantai Nilai Ubi Jalar di PT Galih Estetika Indonesia, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat
View/ Open
Date
2017Author
Aeni, Eva Farichatul
Rifin, Amzul
Tinaprilla, Netti
Metadata
Show full item recordAbstract
Kemitraan merupakan sebuah kelembagaan dalam bentuk kerjasama yang
dilakukan antara dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih
manfaat bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling menguntungkan.
Kemitraan usahatani ubi jalar dilakukan mengingat ubi jalar sangat potesial untuk
dikembangkan menjadi bahan pangan industrial. Kuningan merupakan kabupaten
sentra produksi ubi jalar terbesar di Jawa Barat dengan total produksi pada tahun
2012 mencapai 111 918 Ton/Ha. Jumlah tersebut terus meningkat sebesar 6.22
persen pada tahun 2013 dan meningkat sebesar 22.85 persen pada tahun 2014
(Distankan Kuningan 2014). Peningkatan jumlah produksi tersebut menjadi alasan
bagi Dinas Pertanian Kabupaten Kuningan untuk mulai fokus dalam pengembangan
komoditas ubi jalar sehingga komoditas tersebut dapat berkembang dan berdaya
saing. Untuk mencapai hal tersebut hendaknya dicapai melalui pertumbuhan
inklusif, dimana harus bisa meningkatkan peran serta para pelaku usaha kecil yaitu
petani. Petani di Kabupaten Kuningan masih didominasi oleh petani skala kecil
dengan ciri memiliki keterbatasan dalam hal penguasaan lahan, modal, posisi tawar
(bargaining posisiton), dan pengetahuan tentang jaringan pasar. Oleh sebab itu,
dibutuhkan suatu kelembagaan dalam bentuk kemitraan. Kabupaten Kuningan,
Jawa Barat telah mampu mengembangkan sebuah kawasan agroindustri pengolahan
ubi jalar melalui perusahaan PT. Galih Estetika Indonesia. Adanya industri
pengolahan ubi jalar tersebut mendorong terciptanya kerjasama dengan petani
melalui kemitraan yang diharapkan mampu mendukung pengembangan agribisnis
ubi jalar di Kabupaten Kuningan. Namun, pemutusan kontrak kemitraan yang
dilakukan petani akan berdampak kepada pelaksanaan kemitraan, operasional
perusahaan dan terhadap rantai nilai.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola kemitraan petani ubi jalar
dengan PT Galih Estetika Indonesia, menganalisis struktur rantai nilai ubi jalar di
PT Galih Estetika Indonesia dan menganalisis peranan kemitraan dalam rantai nilai
ubi jalar di PT Galih Estetika Indonesia, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive berdasarkan pertimbangan
bahwa Kabupaten Kuningan merupakan sentra produksi ubi jalar di Jawa Barat dan
PT Galih Estetika Indonesia sebagai salah satu perusahaan eskportir ubi jalar.
Pengumpulan sampel petani dengan purposive (petani mitra sebanyak 30 orang,
petani non mitra sebanyak 30 orang) dan lembaga pemasaran (pedagang
pengumpul, koordinator dan perusahaan) dengan metode snowball sampling.
Alat analisis yang digunakan pada penelitian ini menggunakan analisis
deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif ini untuk menganalisis
kemitraan seperti menganalisis pola kemitraan, struktur rantai nilai dengan
memetakan rantai nilai dan menganalisis tipe Governance Value Chain dengan
parameter seperti kompleksitas transaksi, kemampuan mengkodifikasi informasi,
kemampuan supplier merespon. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk
menghitung derajat kemitraan, marjin, pendapatan, rasio keuntungan biaya dan
analisis kinerja rantai nilai berdasarkan aktifitas pendukung.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa kemitraan PT Galih
Estetika Indonesia berperan dalam rantai nilai ubi jalar. Hal demikian terlihat dalam
pola kemitraan yang termasuk ke dalam pola KOA dan nilai derajat kemitraan
menghasilkan 716 (pola madya). Nilai tersebut belum bisa dikatakan kemitraan
yang ideal, sehingga berpengaruh terhadap rantai nilai yaitu terhadap operasional
perusahaan. Kemitraan juga bisa meningkatkan pendapatan petani yaitu terbukti
bahwa pendapatan petani mitra lebih besar dibandingkan dengan petani non mitra
yaitu petani mitra Rp 22 157 828/Ha, sedangkan untuk petani non mitra Rp 12 306
789/Ha. Selain itu, kemitraan juga membantu dalam memperpendek saluran
pemasaran yang akan menciptakan hubungan dan koordinasi. Saluran yang pendek
akan mempermudah dalam penyaluran informasi, koordinasi yang baik dan
menghasilkan marjin yang kecil, seperti pada saluran I pada penelitian.
Collections
- MT - Economic and Management [2970]