Kajian Pemberian Diet Berenergi Tinggi pada Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) untuk Mendapatkan Hewan Model Obes
View/ Open
Date
2017Author
Pijoh, Deyv
Astuti, Dewi Apri
Sajuthi, Dondin
Mansjoer, Sri Supraptini
Suparto, Irma Herawati
Metadata
Show full item recordAbstract
Obesitas adalah kondisi bobot tubuh yang di atas normal karena penimbunan
lemak dalam tubuh. Proses obesitas karena ketidak seimbangan asupan energi,
dibandingkan dengan penggunaan energi dan pola hidup, sehingga mengakibatkan
perubahan sifat biologis, neraca nutrien dalam tubuh, hematologi, indeks massa
tubuh, bobot badan, dan status nutrien darah. Obesitas berkaitan erat dengan
sindrom metabolik yang merupakan faktor resiko utama penyakit kardiovaskular,
diabetes, hipertensi, gangguan imunologis dan gangguan patologis seperti hiper
insulinemia dan resistensi insulin.
Penggunaan hewan sebagai model penelitian obesitas di bidang kesehatan
dapat dilakukan pada hewan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), karena
mempunyai kesamaan dengan manusia disegi anatomi maupun fisiologisnya, selain
itu dengan ukuran tubuh kecil, memudahkan penanganannya serta sudah memiliki
informasi biologis yang lengkap. Untuk menghasilkan hewan obes, diperlukan diet
dengan makanan yang berenergi tinggi (lebih dari 4.000kal/g diet). Nutrien yang
menyumbangkan kalori tinggi dapat berasal dari karbohidrat, lemak, dan protein
maupun kombinasinya yang ada pada bahan makanan.
Permasalahannya adalah belum pernah dievaluasi pengaruh kombinasi
protein dan karbohidrat, ataupun lemak dan karbohidrat pada diet berenergi tinggi
terhadap proses terjadinya obesitas pada hewan model monyet ekor panjang (MEP),
sehingga telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk 1) mengevaluasi
pemberian diet berenergi tinggi terhadap terjadinya obesitas pada MEP; 2)
mengkaji perkembangan dan hubungan obesitas dengan tingkah laku; dan 3)
menghasilkan hewan model obes untuk penelitian biomedis.
Hewan coba yang digunakan 15 ekor MEP yang bebas dari penyakit
Tuberkulosis dengan bobot badan 4 – 5 kg, umur 6 – 8 tahun, dikandangkan (ukuran
0.6 x 0.6 x 0.9 m) secara individu. Seluruh prosedur penelitian telah disetujui
Komisi Kesejahteraan Hewan Percobaan dengan nomor protokol: 02-1A-IACUC-
08. Hewan secara random dikelompokkan menjadi 3 (tiga) perlakuan, berdasarkan
pemberian pakannya yaitu Monkey Chow (MC), diet obes dengan penambahan
kuning telur (DOKT), dan diet obes tanpa kuning telur (DO).
Diet dibuat dari bahan gandum, gula, minyak goreng, tepung ikan, tepung
maizena, bungkil kedele, dedak padi, agar-agar, CMC (karboksilmetil selulosa),
mineral campuran, kuning telur dan tallow dengan komposisi nutrien menggandung
protein 15%, lemak 22% dan karbohidrat 51- 60%. Diet Monkey Chow mengadung
protein 29%, lemak 5.5% dan karbohidrat 59%. Ketiga diet tersebut menggadung
iso kalori berkisar antara 4 200- 4 400 kal/g. Perlakuan diberikan selama 14 bulan
dengan masa adaptasi 2 (dua) bulan dan perlakuan selama 12 bulan. Parameter yang
diukur meliputi konsumsi dan kecernaan nutrien, morfologi tubuh dan tingkah laku.
Hasil penelitian menunjukkan konsumsi nutrien pada perlakuan DOKT
sangat bermakna (P <0.01) lebih tinggi (114 g/ekor/hari) dibandingkan dengan
kedua diet yang lain. Demikian pula persentase kecernaan nutrien pada perlakuan
DOKT sangat bermakna (P<0.01) lebih tinggi dibanding dengan kedua diet lainnya,
walaupun kecernaan protein dan karbohidrat diet MC sama dengan DOKT, dan
kecernaan lemak diet MC sama dengan DOKT.
Bobot badan dan nilai Indeks Massa Tubuh (IMT) DOKT sangat bermakna
(P<0.01) tertinggi dibanding kedua perlakuan diet yang lain. Nilai IMT pada
perlakuan DOKT mengindikasikan hewan model MEP telah mengalami obesitas
Tipe I. Ukuran tubuh MEP selama penelitian menunjukkan bahwa lingkar pinggul,
lingkar dada, lingkar pinggang pada DOKT sangat bermakna (P<0.01) lebih besar
dibandingkan dengan kedua diet lainnya. Hasil Analisis Komponen Utama (AKU)
DOKT juga sangat bermakna (P<0.01), lebih besar perkembangan ukuran dan
bentuk tubuhnya. Untuk Aktivitas harian dan tingkah laku MEP, obes tipe I belum
menunjukkan perbedaan yang bermakna.
Penelitian ini dapat dimpulkan bahwa DOKT menghasilkan konsumsi pakan,
kecernaan nutrien dan bobot badan yang lebih tinggi, sehingga MEP masuk pada
kriteria obesitas. Bentuk morfologi ukuran tubuh lingkar dada, lingkar pinggang,
lingkar pinggul, memiliki hubungan paling erat terhadap bobot badan, sehingga
ketiga sifat tersebut dapat dijadikan indikator pada perubahan bobot badan, dan
hasil analisis komponen utama (AKU) menunjukkan respon individu monyet yang
tinggi pada DOKT, yang mengalami perubahan bentuk tubuh dan ukurannya paling
nyata, serta obesitas tidak menunjukkan perubahan pola tingkah laku dan aktivitas
harian MEP yang menonjol. Hasil penelitian menunjukkan DOKT dapat
direkomendasikan menjadi diet untuk menghasilkan hewan obes.