Pendekatan Dialogis dalam Penyuluhan Kesehatan Ibu Hamil di Perdesaan Jawa.
View/ Open
Date
2017Author
Widodo, Yekti
Amanah, Siti
Pandjaitan, Nurmala K
Susanto, Djoko
Metadata
Show full item recordAbstract
Upaya pencegahan kematian ibu dan penurunan angka kematian ibu (AKI)
di Indonseia sudah banyak dilakukan namun hasilnya belum optimal. Angka
kematian ibu di Indonesia masih tinggi, kesenjangan jumlah kasus kematain ibu,
dan perilaku persalinan di rumah, antar daerah dan di perdesaan masih tinggi.
Sebagian besar kasus kematian ibu terjadi di fasilitas kesehatan dan merupakan
kasus rujukan. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan
termasuk penyuluhan kesehatan ibu hamil belum optimal. Penyuluhan kesehatan
ibu hamil belum optimal mengubah perilaku persalinan di fasilitas kesehatan yang
memadai. Penyuluhan kesehatan belum dilakukan secara dialogis, sebagian besar
hanya menjelaskan hasil pemeriksaan dan menjawab pertanyaan ibu hamil.
Penelitian bertujuan: 1) menganalisis implementasi kebijakan penyuluhan
kesehatan ibu hamil di daerah AKI rendah dan tinggi; 2) menganalisis pengaruh
penyuluhan kesehatan, sosial ekonomi, dan sosial budaya, terhadap kesadaran
kritis dalam melakukan perawatan kehamilan dan persalinan aman di perdesaan
daerah AKI rendah dan tinggi; dan 3) menganalisis efektivitas penyuluhan
kesehatan dengan pendekatan dialogis terhadap perilaku perawatan kehamilan dan
persalinan aman di perdesaan daerah AKI rendah dan tinggi
Penelitian dilakukan dengan metode survei dan pendekatan kuantitatif serta
didukung dengan pendekatan kualitatif. Penelitian mencakup institusi kesehatan,
yaitu Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan provinsi, Dinas Kesehatan
kabupaten, Puskesmas, dan masyarakat. Populasi penelitian meliputi petugas
kesehatan dan ibu menyusui bayi 0-11 bulan. Puskesmas dan responden ibu
menyusui dipilih dari daerah AKI rendah yaitu Kabupaten Bantul dan daerah AKI
tinggi Kabupaten Pandeglang. Responden petugas kesehatan diambil secara
sengaja, sebanyak 77 petugas kesehatan. Responden ibu menyusui diambil secara
acak terstratifikasi, sebanyak 240 ibu menyusui. Data dari petugas kesehatan
dikumpulkan dengan metode self-report, diskusi kelompok terarah, wawancara
mendalam, dan pengamatan. Data dari ibu menyusui dikumpulkan dengan
wawancara menggunakan kuesioner dan wawancara mendalam. Implementasi
kebijakan dianalisis dengan analisis implementasi kebijakan interpretatif. Analisis
data dilakukan secara deskriptif dan uji statistik korelasi dan regresi ganda.
Hasil analisis menunjukkan bahwa penyuluhan kesehatan belum didukung
sumber daya yang memadai dan belum dianggap sebagai pendukung keberhasilan
program kesehatan lainnya. Pada daerah AKI rendah implementasi kebijakan
penyuluhan kesehatan ibu hamil dilakukan dengan komunikasi secara vertikal,
horizontal dan umpan balik yang cukup baik; kuantitas dan kualitas sumber daya
cukup memadai; sikap pemimpin institusi kesehatan cukup positif; dan struktur
birokrasi cukup fleksibel. Pada daerah AKI tinggi komunikasi kebijakan kurang
merata, jarang ada komunikasi horizontal dan umpan balik; kuantitas dan kualitas
sumber daya kurang memadai; sikap positif pemimpin institusi dan pelaksana
kebijakan relatif terbatas; struktur birokrasi cukup kaku dan kurang koordinasi.
v
Pada daerah AKI rendah, faktor yang berpengaruh terhadap kesadaran kritis
merawat kehamilan adalah penyuluhan melibatkan suami, penyuluhan tanda
bahaya kehamilan dan persalinan, intensitas konseling, dukungan finansial suami,
dan tingkat pendidikan ibu. Kesadaran kritis untuk bersalin aman dipengaruhi
oleh penyuluhan melibatkan suami, nilai ekonomi ibu bagi keluarga, penyuluhan
tanda bahaya kehamilan dan pesalinan, dukungan finansial suami, dan tingkat
pendidikan ibu. Pada daerah AKI tinggi, faktor yang mempengaruhi kesadaran
kritis dalam merawat kehamilan adalah penyuluhan tentang perawatan kehamilan,
penyuluhan melibatkan suami, nilai psikologis ibu bagi keluarga, otoritas ibu
mengambil keputusan kesehatan reproduksi, dukungan informasi suami, dan
tingkat pendidikan ibu. Kesadaran kritis bersalin aman dipengaruhi oleh nilai
psikologis ibu bagi keluarga, tingkat pendidikan ibu, otoritas ibu mengambil
keputusan kesehatan reproduksi, dan dukungan sosial kepada perilaku sehat.
Pada daerah AKI rendah perilaku merawat kehamilan dipengaruhi oleh
penyuluhan dialogis, intensitas konseling, nilai psikologis dan nilai sosial ibu bagi
keluarga. Faktor yang berpengaruh terhadap perilaku bersalin aman adalah
penyuluhan dialogis, status istri dalam keluarga, topik penyuluhan jaminan biaya
persalinan, dan otoritas ibu mengambil keputusan kesehatan reproduksi. Pada
daerah AKI tinggi faktor yang berpengaruh terhadap perilaku merawat kehamilan
adalah penyuluhan dialogis, nilai psikologis ibu bagi keluarga, otoritas ibu
mengambil keputusan kesehatan reproduksi, dukungan sosial kepada perilaku
sehat, dan modal sosial kepercayaan kepada orang lain. Faktor yang berpengaruh
terhadap perilaku bersalin aman adalah penyuluhan dialogis, nilai psikologis ibu
bagi keluarga, dukungan sosial kepada perilaku sehat, dukungan finansial suami,
dan penyuluhan tentang perawatan kehamilan serta jaminan biaya persalinan.
Ketersediaan dan akses pelayanan kesehatan serta implementasi kebijakan
penyuluhan kesehatan ibu hamil di daerah AKI rendah lebih memadai daripada di
daerah AKI tinggi. Penyuluhan kesehatan ibu hamil harus fokus pada peningkatan
kesadaran kritis merawat kehamilan dan bersalin aman dengan melibatkan suami
agar pasangan ibu hamil memiliki kesadaran tentang tanda bahaya kehamilan dan
persalinan, perawatan kehamilan, nilai ibu bagi keluarga, dukungan finansial,
otoritas istri mengambil keputusan kesehatan reproduksi, serta meningkatkan
dukungan sosial. Penyuluhan dialogis cukup efektif mengubah perilaku perawatan
kehamilan dan perilaku persalinan aman. Penyuluhan kesehatan ibu hamil harus
dilakukan secara dialogis dengan melibatkan suami agar memiliki kesadaran kritis
tentang jaminan biaya persalinan, nilai ibu bagi keluarga, otoritas istri dalam
mengambil keputusan kesehatan reproduksi, dan meningkatkan dukungan sosial.
Implikasi hasil penelitian terhadap kebijakan penyuluhan kesehatan adalah
perlu revitalisasi penyuluhan kesehatan melalui penyempurnaan pedoman agar
penyuluhan kesehatan dilakukan secara dialogis; peningkatan kompetensi petugas
kesehatan agar mampu melakukan penyuluhan dialogis; memadukan penyuluhan
dialogis dengan penyuluhan kesehatan ibu hamil yang telah ada; memberikan
dukungan finansial dan material untuk implementasi penyuluhan dialogis; serta
melakukan kampanye “Penyuluhan Kesehatan adalah Ujung Tombak Program
Kesehatan”
Collections
- DT - Human Ecology [567]