Sistem Penetapan Harga Jagung dan Kedelai di Pasar Tradisional Jakarta Timur.
Abstract
Produksi jagung tahun 2015 hanya mencapai 24.84 juta ton dan belum
mampu memenuhi kebutuhan nasional sebesar 1.6 kg/kapita/tahun. Di sisi lain,
produksi kedelai yang mencapai 963.18 ribu ton, juga tidak dapat memenuhi
kebutuhan sebesar 2.2 juta ton. Hal tersebut menyebabkan berfluktuasinya harga
jagung dan kedelai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penetapan harga
jagung dan kedelai di tingkat konsumen dengan menggunakan VECM dan
menganalisis perilaku pasar di Jakarta Timur dalam menetapkan harga konsumen
dengan menggunakan game theory. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga
jagung di tingkat konsumen dipengaruhi secara positif oleh guncangan harga
jagung produsen, harga jagung grosir, dan harga bensin juga dipengaruhi secara
negatif oleh guncangan pasokan jagung. Harga kedelai di tingkat konsumen
dipengaruhi secara negatif oleh guncangan harga kedelai produsen dan
dipengaruhi secara positif oleh guncangan harga kedelai grosir. Guncangan dari
sisi penawaran menyebabkan harga yang diterima konsumen berfluktuasi. Hal
tersebut terjadi akibat adanya strategi dominan dalam penetapan harga yaitu
melalui strategi penetapan harga pasar yang dilakukan oleh pedagang eceran
komoditas jagung dan kedelai.