Perkembangan Buah dan Biji serta Penentuan Masak Fisiologis Benih Paria (Momordica charantia L.).
Abstract
Tanaman paria berpotensi untuk dikembangkan karena buahnya berkhasiat
bagi kesehatan. Penanaman harus dilakukan terus menerus sehingga benih
bermutu tetap tersedia. Benih harus dipanen saat masak fisiologis untuk
memperoleh viabilitas dan vigor benih yang tinggi. Penelitian ini bertujuan
mempelajari perkembangan buah dan biji serta menentukan masak fisiologis
benih paria lokal untuk menetapkan waktu panen. Penelitian ini dilakukan selama
bulan Februari-Juni 2017. Penanaman dilakukan di Kebun Percobaan Leuwikopo,
IPB, dan analisis laboratorium dilakukan di Laboraturium Penyimpanan dan
Pengujian Mutu benih Benih serta Laboratorium Biologi dan Biofisik Benih,
Departemen Agronomi dan Hortikultura, IPB. Benih paria lokal aksesi diperoleh
dari Divisi Plasma Nutfah Balai Penelitian Tanaman Sayur (Balitsa) (A-9) dan
aksesi Neglasari diperoleh dari Desa Neglasari, Subang (A-N). Hasil pengamatan
menunjukkan bahwa pembungaan paria (Momordica charantia L.) dimulai pada
34-55 hari setelah tanam (HST) dengan rasio bunga jantan:betina sebesar 23:1
pada aksesi No 9 dan 12:1 pada aksesi Neglasari. Persentase pembentukan buah
dari penyerbukan sendiri terkendali kedua aksesi berkisar 71-83%. Matang
morfologis tercapai sekitar 16-19 HSP pada saat bobot buah meningkat secara
signifikan dan ukuran benih mencapai maksimum. Masak fisiologis benih tercapai
pada 25 HSP, ketika bobot kering dan bobot 100 butir maksimum. Panen buah
paria untuk produksi benih sebaiknya dilakukan sekitar 25 HSP, pada saat buah
mulai menguning.