Studi Histopatologi Organ Hati dan Ginjal Mencit (Mus musculus) dengan Pemberian Air pH Alkali.
View/ Open
Date
2017Author
Arini, Fachrunnisa Rizka
Estuningsih, Sri
Juniantito, Vetnizah
Metadata
Show full item recordAbstract
Saat ini air pH alkali banyak digunakan masyarakat sebagai air minum untuk kesehatan dan suplemen elektrolit. Konsumsi air alkali oleh masyarakat banyak didasarkan pada pengalaman empiris. Studi mengenai kajian histopatologi pengaruh air pH alkali terhadap tubuh khususnya organ hati dan ginjal belum dilakukan di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari efek pemberian air pH alkali yang ditinjau melalui studi histopatologi organ hati dan ginjal mencit (Mus musculus). Selain itu dalam penelitian ini juga dibedakan respon mencit yang sebelumnya telah diberi pretreatment dan yang tidak diberi pretreatment (non-pretreatment) terhadap pemberian air pH alkali tersebut. Penelitian ini menggunakan 30 ekor mencit jantan yang dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu 3 kelompok mencit yang diberi pretreatment dengan Mebendazol, Azitromisin, dan Metronidazol (kelompok A, B, dan C), sedangkan, 3 kelompok mencit lainnya non-pretreatment (kelompok D, E, dan F). Kelompok A dan D diberi air mineral sebagai kontrol, kelompok B dan E diberi air alkali pH 9, serta kelompok C dan F diberi air alkali pH 9 dilanjutkan dengan pH 11. Perlakuan diberikan selama 8 minggu kemudian diistirahatkan selama 5 hari. Struktur histopatologis hati dan ginjal diamati dengan menggunakan pewarnaan Hematoksilin Eosin (HE). Variabel yang diamati adalah jumlah sel normal, sel yang mengalami degenerasi hidropis, degenerasi lemak, nekrosis, dan infiltrasi sel radang. Data dianalisis menggunakan metode One-Way ANOVA dengan uji lanjut Duncan. Hasil pengamatan menunjukkan histopatologi organ hati dan ginjal mencit dengan pemberian air alkali pH 9 yang dilanjutkan dengan pH 11 memberikan efek lebih baik dibandingkan air alkali pH 9 dan kontrol, hal tersebut dilihat dari banyaknya jumlah sel normal yang lebih banyak dan jumlah sel nekrosis yang lebih sedikit pada kelompok C dan F. Penggunaan pretreatment terbukti efektif mengurangi akumulasi sel radang.