Keterkaitan Kondisi Fisik Morfologi Bentuklahan dengan Sebaran Aktivitas Penduduk dan Ruang Terbangun di Koridor Mega Urban Jakarta-Bandung.
View/ Open
Date
2017Author
Yeni, Detri
Rustiadi, Ernan
Tjahjono, Boedi
Metadata
Show full item recordAbstract
KMUJB merupakan Koridor Mega Urban Jakarta-Bandung yang terdiri atas 20 kabupaten atau kota yang mengalami proses urbanisasi yang pesat dan memberikan dampak terhadap kebutuhan akan ruang terbangun dan perubahan aktivitas penduduk. Salah satu faktor yang mempengaruhi pola penyebaran aktivitas penduduk dan ruang terbangun adalah kondisi fisik morfologi bentuklahan. Penelitian ini bertujuan mengetahui persebaran morfologi bentuklahan berdasarkan kecamatan, menganalisis penambahan ruang terbangun di setiap unit morfologi bentuklahan, mengidentifikasi perubahan aktivitas penduduk menurut morfologi bentuklahan, dan mengidentifikasi keterkaitan perubahan luas ruang terbangun dengan sebaran aktivitas penduduk di 10 tahun (tahun 2005-tahun 2015). Sebaran morfologi bentuklahan dataran mendominasi wilayah KMUJB hingga sebesar 44,2% dengan area terluas berada di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Sedangkan bentuklahan perbukitan dan pegunungan berturut-turut memiliki luas sebesar 33,7% dan 22,1%. Peningkatan jumlah penduduk yang diakibatkan oleh proses suburbanisasi memberikan dampak terhadap penambahan ruang terbangun. Penambahan ruang terbangun cenderung mengikuti pola jalan di sepanjang KMUJB. Penambahan ruang terbangun tertinggi terjadi pada bentuklahan perbukitan Kabupaten Tangerang, utamanya pada Kecamatan Pagedangan, Sindang Jaya, dan Rajeg. Perubahan aktivitas penduduk umumnya terjadi pada bentuklahan dataran. Berdasarkan sektornya, peralihan aktivitas industri pengolahan meningkat di daerah dataran sedangkan aktivitas pertanian bergeser ke daerah perbukitan dan pegunungan. Alokasi penambahan ruang terbangun tertinggi berada pada aktivitas industri pengolahan.