Pemetaan Kerentanan Iklim Fokus Anak (Studi Kasus: Kota Bima).
Abstract
Perubahan iklim menjadi salah satu faktor utama berbagai persoalan
lingkungan dan manusia. Pihak yang paling merasakan dampak perubahan iklim
yang menyebabkan ancaman global adalah wilayah atau negara-negara miskin dan
kelompok masyarakat yang rentan, seperti perempuan dan anak-anak. Pemilihan
indikator disusun berdasarkan pertimbangan sensitivitas terhadap iklim dan fokus
anak. Wilayah dengan tingkat keterpaparan yang “Sedang” (S) merupakan
cenderung terdampak oleh adanya bangunan rumah pemukiman kumuh dan
bangunan di bantaran sungai. Wilayah dengan topografi yang datar hingga landai
dan memiliki frekuensi kejadian bencana alam yang sedang, sehingga dampak
negatif dari bencana alam dan kondisi fisik alamiahnya sedang berpengaruh
terhadap lingkungannya. Wilayah tersebut cenderung akibat curah hujan di hulu
sungai yang begitu tinggi, sehingga sungai meluap ke pemukiman maupun area
sawah dan mengakibatkan banjir yang sering terjadi di Kota Bima. Tingkat
sensitivitas dipengaruhi oleh ketergantungan anak dan tingkat kesejahteraan
masyarakat. Sensitivitas yang “Sedang” (S) ini menunjukkan cenderung
banyaknya bangunan rumah pemukiman kumuh dan bangunan di bantaran sungai
akan berpengaruh terhadap kondisi kesehatan anak-anak yang mengancam
masyarakat kurang sejahtera. Tingkat kapasitas adaptasi dipengaruhi oleh fasilitas
listrik, sanitasi, akses air minum, kesehatan, dan kesiapsiagaan bencana. Beberapa
kelurahan di Kota Bima yang letaknya berdekatan cenderung memiliki kapasitas
adaptasi yang “Sedang” (S), ini dipengruhi oleh interaksi masyarakat yang sama
sehingga memiliki kapasitas adaptasi yang sama. Wilayah Ntobo dan Penaraga
memiliki perbedaan dengan kapasitas adaptasi yang “Tinggi” (T) dan “Rendah”
(R), karena Kelurahan Ntobo memiliki masyarakat yang memiliki kesadaran
terhadap sensitif iklim. Kota Bima sebagian besar merupakan wilayah dengan
kerentanan yang “Sedang” (S). Faktor utama dari kerentanan adalah wilayah
dengan sensitivitas yang “Tinggi” (T) terhadap kondisi kesehatan anak-anak dan
mengancam masyarakat kurang sejahtera yaitu pada Kelurahan Penaraga,
sehingga menjadikan dampak potensial yang ada di Kelurahan Penaraga dengan
kapasitas adaptasi yang “Sedang” (S) terhadap kondisi sanitasi.