Daya Gabung Delapan Galur Inbrida Jagung (Zea mays L.) berdasarkan Keragaan Hibridanya.
Abstract
Peningkatan konsumsi jagung untuk kebutuhan industri tidak sejalan
dengan luas panen jagung yang terus menurun akibat alih fungsi lahan.
Permasalahan ini dapat diupayakan untuk diatasi dengan perakitan varietas jagung
hibrida yang memiliki produktivitas tinggi. Penelitian ini bertujuan menganalisis
daya gabung umum dan daya gabung khusus delapan galur inbrida jagung
berdasarkan keragaan hibridanya. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan
Cikabayan IPB dan Laboratorium Pemuliaan Tanaman, Departemen Agronomi
dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB pada bulan Oktober 2016 hingga bulan
Maret 2017. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan kelompok
lengkap teracak (RKLT) faktor tunggal dengan 3 ulangan. Terdapat 30 hibrida
jagung yang dievaluasi, terdiri dari 28 hibrida uji dan dua varietas hibrida
komersial sebagai pembanding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
keragaman antar genotipe untuk peubah agronomi dan komponen hasil, kecuali
untuk tinggi tongkol dan kadar air biji. Nilai daya gabung umum dan daya gabung
khusus yang tinggi pada peubah hasil pipilan kering dimiliki oleh genotipe L71,
L15, dan L69XL21. Korelasi yang positif dan sangat nyata ditemukan pada
peubah hasil pipilan kering dengan tinggi tanaman, tinggi tongkol, diameter
tongkol, bobot tongkol per tanaman, bobot biji per tongkol, dan bobot 1000 biji.