Model Spasial Estimasi Luas Area Bekas Kebakaran Hutan Dan Lahan Di Provinsi Kalimantan Barat
View/ Open
Date
2016Author
Hanifah, Mirzha
Syaufina, Lailan
Prasasti, Indah
Metadata
Show full item recordAbstract
Kebakaran hutan dan lahan merupakan salah satu penyebab degradasi dan
deforestasi hutan di Indonesia. Terdapat delapan daerah rawan kejadian
kebakaran hutan dan lahan, terutama wilayah Sumatera dan Kalimantan.
Berdasarkan pemantauan titik panas (hotspot) sepanjang tahun 2014, wilayah
Kalimantan tercatat memiliki jumlah hotspot yang tinggi, salah satunya Provinsi
Kalimantan Barat. Penelitian terkait identifikasi dan estimasi area bekas
kebakaran hutan dan lahan menggunakan data penginderaan jauh saat ini makin
berkembang. Adanya hambatan selama observasi lapangan seperti lokasi
kebakaran yang sulit terjangkau, penginderaan jauh menjadi solusi yang tepat
untuk pemantauan dan pengukuran areal yang terbakar. Kelebihannya terletak
selain dalam cakupan wilayah yang luas juga memberikan waktu pemantauan
yang lebih near real-time dibandingkan data observasi lapangan. Data luas area
bekas kebakaran hutan dan lahan sangat penting dan dapat digunakan sebagai
acuan kegiatan rehabilitasi dan penegakan hukum bagi pemerintah setempat dan
instansi-instansi terkait lainnya. Selain itu, data luas area bekas kebakaran hutan
dan lahan dapat dimanfaatkan pula untuk estimasi emisi karbon, khususnya dalam
perubahan stok karbon.
Penelitian ini mengkaji pemanfaatan data penginderaan jauh yaitu citra
resolusi sedang MODIS untuk identifikasi dan estimasi luas area bekas kebakaran
menggunakan beberapa model algoritma seperti NDFI (Normalized Difference
Fire Index) dan MNDFI (Modified Normalized Difference Fire Index) yang
diturunkan dari nilai pantulan atau reflektansi kanal 2 dan 7 MODIS serta
menggunakan diagram algoritma yang menambahkan variabel lain seperti nilai
reflektansi kanal 2 dan 3 untuk mengurangi dampak asap, nilai reflektansi kanal 5
dan 6 untuk membedakan asap dengan awan, serta satu indeks tambahan yaitu
NTI (Normalized Thermal Index) yang ditujukan untuk menemukan lokasi dengan
suhu tinggi. Model estimasi luas area bekas kebakaran hutan dan lahan di
Provinsi Kalimantan Barat diharapkan mampu menyediakan informasi kepada
instansi-instansi yang menaruh perhatian dalam kejadian kebakaran hutan dan
lahan sebagai acuan informasi dalam kegiatan penanganan pasca kebakaran
hingga penentuan kebijakan yang terkait untuk mencegah kerugian yang lebih
besar lagi.
Hasil analisis menunjukkan Indeks NDFI dan MNDFI memiliki
kemampuan yang baik dalam mengidentifikasi area bekas kebakaran hutan dan
lahan di Kalimantan Barat untuk kasus kebakaran di Kalimantan Barat pada
periode Januari-April 2014. Indeks MNDFI mempunyai akurasi yang sedikit
lebih tinggi yaitu sebesar 44.2% dibandingkan dengan akurasi NDFI (37.7%).
Estimasi luasan area bekas terbakar dari total wilayah Kalimantan Barat sebagian
besar berada pada pertanian lahan kering campuran, hutan lahan kering primer,
hutan lahan kering sekunder, hutan rawa sekunder, dan perkebunan. Hasil
identifikasi melalui model diagram algoritma walaupun memiliki akurasi yang
lebih rendah (21.8%) mungkin untuk diterapkan di wilayah Indonesia namun
perlu adanya penyesuaian kembali terhadap fixed threshold yang digunakan dalam
diagram algoritma agar lebih sesuai dengan karakteristik kebakaran hutan dan
lahan di wilayah Indonesia.
Collections
- MT - Forestry [1421]