Konservasi Damar Mata Kucing (Shorea Javanica) Berbasis Masyarakat Di Zona Tradisional Taman Nasional Bukit Barisan Selatan
Abstract
Masyarakat sekitar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS)
memiliki ketergantung terhadap sumberdaya alam berupa getah dari pohon damar
mata kucing (S. javanica). Pohon damar tersebut memberikan manfaat bagi
masyarakat setempat sebagai penujang perekonomian dan penambah penghasilan
untuk mencukupi kebutuhan hidup. Masyarakat lokal secara turun temurun
mengelola pohon damar mata kucing di zona tradisional tersebut. Pemerintah
sebagai pengelola belum memperhatikan kegiatan yang dilakukan oleh
masyarakat, sehingga menarik untuk diteliti.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi potensi damar mata kucing dan
luas sebarannya, mengidentifikasi pemanfaatan dan pelestarian, menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam mengambil getah damar
mata kucing, dan merumuskan konservasi damar mata kucing di zona tradisional
dalam kawasan TNBBS di Desa/Pekon Labuhan Mandi Kecamatan Way Krui
Kabupaten Pesisir Barat Propinsi Lampung. Penelitian ini tergolong penelitian
survei dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu studi literatur, analisis data di lapangan terkait vegetasi
dengan mengunakan metode kombinasi jalur berpetak, kuisioner, dan wawancara.
Analisis vegetasi komposisi tingkat pertumbuhan damar pada 50 buah plot
yaitu tingkat semai sebanyak 50 individu/hektar, pancang sebanyak 16
individu/hektar, tiang sebanyak 12 individu/hektar, dan pohon sebanyak 36
individu/hektar. Hal ini menunjukan regenerasi damar di zona tradisional TNBBS
masih dapat berlangsung dengan adanya jumlah individu tingkat semai/anakan
yang lebih banyak dibandingkan individu tingkat pohon. Struktur tegakan kelas
umur pohon yang lebih besar dari pada kelas umur tiang disebabkan pohon damar
mata kucing tersebut merupakan pohon yang ditanam oleh masyarakat Krui.
Potensi getah yang dihasilkan pohon damar di zona tradisional sebanyak 56.88
kg/hektar. Hasil analisis tutupan lahan menggunakan citra satelit Spot 2012
menunjukkan bahwa areal yang ditumbuhi oleh pohon damar mata kucing seluas
446 hektar atau 24 % dari total luas 1845 hektar zona tradisional TNBBS,
Pemanfaatan dan pelestarian pohon damar relatif sama antara Pekon
Labuhan Mandi dengan Pekon Penengahan. Hal ini dikarenakan pemilik repong
yang berada di zona tradisional adalah orang-orang Krui. Perbedaan terlihat pada
zona tradisonal tidak dilakukan pembersihan tumbuhan bawah sedangkan di
Pekon Labuhan Mandi dilakukan pembersihan tumbuhan bawah. Bentuk upaya
pelestarian damar mata kucing yang dilakukan oleh masyarakat Labuhan Mandi
yaitu tidak menebang pohon, membuat persemaian, melakukan penyulaman
terhadap pohon yang mati atau tumbang, serta menanami lahan yang kosong.
Hasil analisis faktor yang paling mempengaruhi masyarakat dalam pengambilan
getah damar di sekitar zona tradisional yaitu jumlah pohon yang disadap memiliki
nilai loading sebesar 863.
Pemanfaatan HHBK tercantum dalam Rencana Pengelolaan Taman
Nasional Bukit Barisan Selatan (RPTNBBS) sebagai upaya regulasi. RPTNBBS
diberlakukan karena belum terbitnya Permenhut sebagai turunan PP Nomor 28
tahun 2011. RPTNBBS tersebut secara khusus menjabarkan tentang pemugutan
getah damar mata kucing (S. javanica) di zona tradisional TNBBS dan secara
umum mengatur kegiatan pengelolaan damar oleh masyarakat sekitar hutan
terkait tata cara ijin pemungutan HHBK di kawasan konservasi. Pihak Balai
Besar TNBBS telah mengeluarkan kebijakan terkait kegiatan pemanfaatan getah
damar di zona tradisional dengan cara membentuk kelompok tani hutan atau
lembaga koperasi yang diajukan kepada pihak TNBBS oleh masyarakat.
pembentukan kelompok atau koperasi bertujuan mempermudah dalam
pengawasan dan pembinaan dari pihak pengelola TNBBS. Pembinaan dan
pengawasan kepada masyarakat agar pembangunan kehutanan yang lestari dapat
dicapai melalui konservasi damar mata kucing berbasis masyarakat di zona
tradisional TNBBS. Konservasi damar mata kucing (S. javanica) berbasis
masyarakat dapat diartikan sebagai salah satu contoh Pengelolan Sumberdaya
Alam Berbasis Masyarakat (PSABM) yang ada di sekitar zona tradisional TNBBS
Kabupaten Pesisir Krui Propinsi Lampung. Pengelolaan sumberdaya alam dengan
melibatkan pengumpul getah damar di zona tradisional sebagai upaya
pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan kesejahteran masyarakat
setempat sekitar hutan TNBBS. Hal ini merupakan wujud pengelolaan
sumberdaya hutan berbasis masyarakat.
Collections
- MT - Forestry [1412]