Aktivitas Antioksidan Glukosamin dari Kulit Pupa Ulat Sutra (Bombyx mori L.) terhadap Peroksida Lipid Human Plasma secara In Vitro
View/ Open
Date
2017Author
Rosmiati, Risti
Kusharto, Clara M
Anwar, Faisal
Suptijah, Pipih
Metadata
Show full item recordAbstract
Stres oksidatif berhubungan dengan patofisiologi beberapa jenis penyakit pada manusia (Sosa et al. 2013) salah satunya penyakit jantung koroner (PJK) yang dipicu oleh kondisi hiperkolesterolemia. Stres oksidatif dapat ditekan dengan mengonsumsi antioksidan (Zhong dan Shahidi 2012). Glukosamin (C6H13NO5) merupakan gula amina alami dan komponen esensial dari glikoprotein dan proteoglikan (Block et al. 2010). Gula amina ini memiliki efek farmasetikal dan biologis yang berbeda (Anderson et al. 2005) seperti aplikasi dalam pengobatan osteoartritis (Selvan et al. 2012) dan memiliki kemampuan sebagai antioksidan (Xing et al. 2006; Fang et al. 2007; Tiku et al. 2007; Yan et al. 2007; Jamialahmadi et al. 2014). Sejauh ini bahan baku kitosan dan glukosamin adalah kulit udang, namun kulit pupa ulat sutra (Bombyx mori L.) juga dapat dimanfaatkan sebagai kitosan (Paulino et al. 2006; Kusharto dan Koesharto 2012). Lebih lanjut produk kitosan dapat dikembangkan menjadi glukosamin (Xing et al. 2009; Pan et al. 2011). Pupa ulat sutra merupakan hasil samping proses pemintalan kokon menjadi benang sutra. Pembuatan glukosamin berbahan baku kulit pupa ulat sutra belum pernah diteliti sebelumnya. Oleh sebab itu diperlukan studi optimalisasi pembuatan glukosamin berbahan baku kulit pupa ulat sutra serta analisis aktivitas antioksidannya.
Tujuan umum penelitian ini adalah menganalisis aktivitas antioksidan glukosamin dari kulit pupa ulat sutra terhadap penghambatan peroksida lipid human plasma secara in vitro. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk 1) menganalisis konsentrasi HCl terbaik dalam pembuatan glukosamin dari kulit pupa ulat sutra berdasarkan karakteristik dan aktivitas antioksidannya (IC50); 2) menganalisis aktivitas antioksidan glukosamin terpilih dalam penghambatan peroksida lipid melalui tingkat TBARS (Thiobarbituric acid reactive species) pada human plasma secara in vitro; serta 3) menganalisis toksisitas glukosamin terpilih.
Desain penelitian ini adalah eksperimental di laboratorium dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor yaitu konsentrasi penambahan HCl dalam pembuatan glukosamin dan konsentrasi penambahan glukosamin dalam analisis aktivitas antioksidan glukosamin terhadap penghambatan peroksida lipid human plasma secara in vitro. Data hasil penelitian diolah dengan menggunakan Microsof Excell for Windows, kemudian dianalisis menggunakan program SPSS System for Windows v 22.0. Data hasil analisis diuji secara statistik dengan analisis ragam, apabila hasilnya menunjukkan adanya perbedaan yang nyata pada taraf 5% maka dilakukan uji jarak berganda Duncan.
Berdasarkan parameter karakterisasi dan aktivitas antioksidan (IC50) glukosamin, perlakuan konsentrasi HCl terbaik adalah konsentrasi HCl 4% yang memiliki rendemen 89.25±11.86%, LoD 0.44±0.26%, derajat putih 83.56±0.03%, tingkat kelarutan 93.89±2.23%, nilai pH 5.12±0.01, LoI 0.04±0.01%, titik leleh
191.00±1.410C, derajat deasetilasi 84.34±7.07% serta aktivitas antioksidan moderat dengan nilai IC50 sebesar 26.10±6.15 mM.
Glukosamin terpilih dianalisis aktivitas antioksidannya terhadap penghambatan peroksida lipid melalui tingkat TBARS (Thiobarbituric acid reactive species) pada human plasma secara in vitro. Konsentrasi glukosamin yang dianalisis yaitu 0 mM, 10 mM, 20 mM dan 40 mM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa glukosamin mampu menurunkan kadar MDA dalam plasma (p<0.05). Semakin tinggi konsentrasi glukosamin menyebabkan penurunan kadar MDA yang semakin tinggi. Penambahan glukosamin sebesar 10 mM, 20 mM dan 40 mM pada plasma secara signifikan mampu menurunkan kadar MDA secara berurutan sebesar 33.23%, 49.65% dan 58.51% dibandingkan dengan plasma kontrol yang tidak ditambahkan glukosamin (p<0.05). Hal ini menunjukkan bahwa glukosamin memiliki kemampuan sebagai antioksidan yang mampu menghambat terjadinya peroksida lipid pada plasma secara in vitro. Selanjutnya glukosamin terpilih dianalisis toksisitasnya yang ditunjukkan dengan nilai LC50. Rata-rata persen kematian larva Artemia salina L. meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi glukosamin (μg/mL) yang digunakan. Hasil analisis toksisitas menunjukkan bahwa glukosamin dari kulit pupa ulat sutra dikategorikan tidak toksik dengan nilai LC50 1604.77 μg/ml.
Collections
- MT - Human Ecology [2190]