Prevalensi Cysticercosis Pada Babi Hutan (Sus scrofa) Yang Dipotong Di Tempat Pemotongan Hewan Bengkulu Tengah, Bengkulu.
View/ Open
Date
2017Author
Hartika, Noviriliensi
Retnani, Elok Budi
Murtini, Sri
Metadata
Show full item recordAbstract
Provinsi Bengkulu merupakan daerah asal pemasok daging babi hutan
terbanyak ke berbagai daerah lain. Sebagian besar daging tersebut digunakan
untuk memenuhi kebutuhan pakan hewan di lembaga konservatif. Selain itu,
daging babi hutan dengan sengaja dijual dan dikonsumsi masyarakat non-muslim
atau untuk mengoplos daging sapi yang dijual di pasar. Cysticercosis pada babi
hutan merupakan satu dari beberapa penyakit zoonotik yang ditularkan melalui
pangan (food borne disease). Penelitian ini bertujuan untuk menghitung
prevalensi cysticercosis pada babi hutan hasil buruan yang dipotong di Tempat
Pemotongan Hewan(TPH) Bengkulu Tengah, Bengkulu serta identifikasi dan
mengukur hubungan tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat tentang
cysticercosis dan taeniosis.
Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan yaitu bulan Februari sampai Mei 2016
menggunakan metode cross sectional. Tahapan penelitian meliputi pengumpulan
serum babi hutan, pemeriksaanpost-mortem, pengumpulan data pengetahuan dan
perilaku masyarakat melalui kuesioner dan analisis laboratorium. Sebanyak 82
babi hutan asal Kecamatan Pagar Jati, Bang Haji dan Pematang Tiga yang
dipotongdi TPH dikumpulkan untuk pemeriksaan postmortem dan di ambil
serumnya untuk mendeteksi antigen sirkulasi cysticercus. Deteksi antigen
sirkulasi cysticercus menggunakan monoclonal antibody-based sandwich enzyme
linked immunosorbant Assay( MoAb-ELISA). Metode sandwich yang digunakan
berasal dari Institue of Tropical Medicine (ITM 2009).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa total seroprevalensi cysticercosis di
TPH Bengkulu Tengah sebesar 9.8%. Tidak terdapat perbedaan nilai
seroprevalensi di tiga kecamatan yaitu di Kecamatan Pagar Jati sebesar 39.0%,
Kecamatan Bang Haji 30.5% dan Kecamatan Pematang Tiga 30.5%. Adapun hasil
pemeriksaan postmortem tidak menemukan cysticercus. Hasil analisis hubungan
antara pengetahuan/sikap dengan praktik masyarakat terhadap pencegahan
cysticercosis/taeniosis berkorelasi positif secara signifikan.
Collections
- MT - Veterinary Science [899]