Rantai Pasok Perikanan Tuna dan Cakalang (Studi Kasus PPS Nizam Zachman dan PPS Kendari).
View/ Open
Date
2017Author
Prayoga, Muhamad Yogi
Hascaryo, Budhi Iskandar
Wisudo, Sugeng Hari
Metadata
Show full item recordAbstract
Komoditas tuna dan cakalang merupakan ikan yang memiliki nilai
ekonomis tinggi dan sangat penting untuk perekonomian daerah maupun nasional.
Pentingnya perikanan komoditas ikan utama sebagai hasil tangkapan ikan (HTI)
adalah karena tingginya permintaan dan nilai ekonomis, sehingga membutuhkan
manajemen rantai pasok yang tepat agar ikan sampai ke tangan konsumen
berkualitas baik. Rantai pasok yang baik pada ikan komoditas tuna dan cakalang
diharapkan mampu meningkatkan kinerja rantai pasok pada setiap pihak yang
terlibat, khususnya meningkatkan posisi tawar nelayan sebagai produsen utama
agar lebih terlibat dalam penentuan harga dan pemasaran ikan.
PPSNZJ adalah pelabuhan perikanan terbesar Indonesia terletak di wilayah
Teluk Jakarta (PPSNZJ, 2016). Total produksi ikan PPSNZJ pada tahun 2015
adalah sebesar 187.520 ton atau 513,8 ton/hari. Produksi ikan sebanyak 99.672
ton atau 53% disalurkan ke PPSNZJ lewat jalur darat, sedangkan ikan yang masuk
dari hasil laut adalah sebesar 87.848 ton atau 47% dari total produksi. Dominasi
pasokan hasil tangkapan ikan (HTI) yang dikirim dari jalur darat disebabkan
karena PPSNZJ sebagai pusat pendaratan ikan di Indonesia dengan permintaan
HTI yang paling tinggi, untuk tujuan pemasaran lokal maupun ekspor.
PPS Kendari merupakan pusat industri perikanan terpadu dikawasan timur
Indonesia dan khususnya di Sulawesi Tenggara. Total produksi ikan tuna dan
cakalang PPS Kendari pada tahun 2015 adalah sebesar 4.959,433 ton/tahun atau
13,587 ton/hari. Produksi ikan tuna dan cakalang PPS Kendari seluruhnya masuk
lewat jalur laut. Dominasi pasokan hasil tangkapan ikan (HTI) yang dikirim dari
jalur laut disebabkan karena PPS Kendari sebagai pusat pendaratan ikan di
Indonesia Timur dengan produksi HTI yang tinggi, untuk tujuan pemasaran lokal
maupun ekspor.
Penelitian ini mendeskripsikan komoditas ikan utama dan pengelolaan
rantai pasok, mengkaji kinerja pengelolaan rantai pasok perikanan komoditas ikan
utama di pelabuhan PPSNZJ sebagai pusat pendaratan ikan terbesar di Indonesia
pusat pendaratan ikan di Indonesia Bagian Barat dan PPS Kendari sebagai pusat
pendaratan ikan di Indonesia Timur berdasarkan data statistik produksi,
permintaan, distribusi, dan pemasaran hasil tangkapan. Selanjutnya merumuskan
strategi pengelolaan untuk meningkatkan kinerja rantai pasok perikanan. Analisis
data untuk mengukur kinerja menggunakan metode SCOR untuk memperoleh
nilai kinerja rantai pasok. Strategi pengembangan rantai pasok dibuat dengan
menggunakan metode SWOT. Sasaran manajemen rantai pasok produk perikanan
komoditas ikan utama adalah terciptanya strategi rantai pasok yang memenuhi
kebutuhan dan keinginan pelanggan serta memudahkan integrasi penuh dan tanpa
batas antar-anggota perusahaan.
Komoditas ikan utama PPS Nizam Zachman dan Kendari menurut data
statistik yang diterbitkan tahun 2016 berdasarkan volume dan nilai hasil
tangkapan yang didaratkan adalah ikan cakalang dan tuna. Pengelolaan rantai
pasok tuna dan cakalang dipengaruhi oleh kualitas ikan yang didaratkan.
Perbedaan tersebut menyebabkan pengelolaan segmentasi pasar menjadi dua,
yaitu lokal dan ekspor. PPS Nizam Zachman dan PPS Kendari mampu
meningkatkan ketersediaan stok tuna hingga mencapai 30% dari total kapasitas
produksi dalam kurun waktu 30 hari. Hal tersebut menjadi modal pengembangan
rantai pasok menjadi lebih efisien.
Kinerja rantai pasok di PPSNZJ masih kurang optimal. Waktu yang
dibutuhkan oleh pihak konsumen dan industri (order fullfillment lead time) yang
hendak memesan tuna dan cakalang maka harus menunggu selama 90 hari.
Waktu yang cukup lama untuk memperoleh bahan baku industri. Selain itu
lamanya menunggu (lead time), pembeli sangat beresiko tidak memperoleh
pesanannya seperti yang diinginkan apabila sedang musim paceklik. Sedangkan
kinerja rantai pasok tuna dan cakalang di PPS Kendari sudah cukup baik. Waktu
yang dibutuhkan oleh pihak konsumen dan industri (order fullfillment lead time)
yang hendak memesan tuna dan cakalang maka harus menunggu selama 14 hari,
waktu yang baik untuk memperoleh bahan baku industri. Selain itu lamanya
menunggu (lead time), namun pembeli sangat berisiko tidak memperoleh
pesanannya seperti yang diinginkan apabila sedang musim paceklik.
Peningkatan kinerja rantai pasok tuna dan cakalang di PPSNZJ
diarahkan pada tingkat kepuasan konsumen yang lebih baik, pemenuhan
permintaan yang lebih responsif, memperkuat posisi tawar dan kemitraan
nelayan dengan stakeholder lain, yang hasilnya akan mendukung ekspansi
penjualan melalui peningkatan kinerja rantai pasok. Peningkatan kinerja rantai
pasok tuna dan cakalang di PPS Kendari diarahkan pada optimalisasi manajemen
aktivitas pendaratan ikan dan bongkar muat di pelabuhan, kepuasan konsumen
yang lebih baik, pemenuhan permintaan yang lebih responsif, memperat
kemitraan nelayan yang berkelanjutan, yang hasilnya akan mendukung
peningkatan kinerja rantai pasok.
Collections
- MT - Fisheries [3011]