Keselamatan Kerja Nelayan pada Pengoperasian Alat Tangkap Purse Seine di Kabupaten Sikka.
View/ Open
Date
2017Author
Minggo, Yohanes Don Bosco Ricardson
Iskandar, Budhi Hascaryo
Purwangka, Fis
Metadata
Show full item recordAbstract
Keselamatan kerja di atas kapal dalam kaitan dengan perikanan tangkap secara khusus memiliki tujuan yaitu untuk mencegah atau mengurangi kecelakaan serta akibatnya dalam kemungkinan terjadinya bahaya dan risiko pada saat melakukan aktivitas di atas kapal. Permasalahan yang terjadi sehingga menimbulkan kecelakaan pada umumnya dikarenakan oleh salah satu elemen dari human factor, machines atau enviromental factor tersebut tidak berfungsi dengan baik, (Lincoln et al. 2002), sedangkan dari hasil kajian yang dikemukakan oleh FAO (2009) dikatakan bahwa penyebab utama kecelakaan di laut hingga menelan korban jiwa diakibatkan oleh kesalahan manusia (human error). Menurut Basarnas (2016), dalam kurung waktu dari tahun 2014 hingga 2015 di Kabupaten Sikka telah terjadi 10 kasus kecelakaan yang dimana kecelakaan tersebut diakibatkan oleh mati mesin sebanyak 50%, badai 40% dan karam sebanyak 10% dengan jumlah korban pada tahun 2014 sebanyak 65 orang dan di tahun 2015 sebanyak 13 orang.
Salah satu upaya dalam melindungi, menjamin keselamatan, keamanan dan kenyamanan kerja awak kapal perikanan di laut yang harus diperhatikan adalah faktor keselamatan operasional kapal perikanan di laut. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menginventarisasi dan mendeskripsikan aktivitas pengoperasian penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap purse seine yang dapat menimbulkan bahaya dan risiko, mengestimasi peluang kegagalan dan peluang konsekuensi yang akan terjadi pada saat melakukan aktivitas penangkapan serta memberikan rekomendasi terkait keselamatan kerja nelayan di Kabupaten Sikka. Ruang lingkup penelitian dibatasi pada aktivitas pengoperasian alat tangkap purse seine yang dilakukan dalam satu kali trip (one day fishing) menggunakan kapal motor (KM) berukuran 6 GT dengan panjang (LOA) 19 meter, lebar 3.85 meter dan jumlah awak kapal yang bekerja dalam pengoperasian alat tangkap purse seine terdiri dari 10 orang.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli hingga September tahun 2016 yang berlokasi di kampung nelayan Wuring Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur, dengan menggunakan metode Formal Safety Assessment (FSA) untuk mengetahui nilai peluang risiko kecelakaan kerja yang disebabkan oleh kesalahan manusia (human error) pada aktivitas pengoperasian alat tangkap purse seine di Kabupaten Sikka. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan pengambilan data primer dan sekunder secara langsung di lokasi penelitian dengan maksud untuk mengetahui informasi tentang tingkat bahaya dan risiko yang terjadi saat aktivitas pengoperasian alat tangkap purse seine. Data primer diperoleh secara langsung melalui hasil observasi di lokasi kerja yang berguna untuk mengetahui aktivitas yang dilakukan oleh awak kapal dan keadaan lingkungan tempat kerja sedangkan data sekunder diperoleh dari penelusuran pustaka melalui stakeholder yang berkaitan dengan pengoperasian alat tangkap purse seine di Kabupaten Sikka. Metode observasi dan deskriptif pada penelitian ini digunakan untuk menggambarkan aktivitas pengoperasian alat tangkap purse seine dari tahap awal hingga akhir. Untuk mengidentifikasi segala kemungkinan
bahaya yang terjadi pada aktivitas kegiatan pengoperasian alat tangkap purse seine di Kabupaten Sikka analisis yang digunakan adalah HTA (Hierarchical Task Analysis), sedangkan untuk menentukan tingkat peluang risiko kecelakaan kerja nelayan dilakukan dengan menggunakan analisis HRA (Human Reliability Assessment).
Pengoperasian alat tangkap purse seine di Kabupaten Sikka berpotensi menimbulkan konsekuensi kelelahan, terluka, tenggelam dan cidera. Terdapat 62 aktivitas dari 10 tahapan aktivitas dalam pengoperasian alat tangkap purse seine dengan nilai Intensitas Kerja Total (IKT) sebesar 211 OA (Orang Aktivitas). Nilai Intensitas Kerja Primer (IKP) pada tahap hauling merupakan yang tertinggi (0.211) dengan total intensitas kerja sebanyak 38 OA. Hasil kajian tingkat risiko dengan metode FSA, menunjukkan bahwa tahap hauling merupakan titik kritis (level tertinggi) dengan nilai Human Error Probability (HEP) sebesar 0.99587 dengan konsekuensi peluang kecelakaan yang terdiri dari terluka, cidera dan kelelahan. Rekomendasi yang dapat diberikan dalam upaya untuk mengurangi peluang risiko yang terjadi pada aktivitas hauling terdiri dari Rekayasa alat (engineering), Substitusi dan Alat pelindung diri (APD) sesuai dengan pedoman pada Hirarki pengendalian risiko/bahaya (OHSAS 2007).
Collections
- MT - Fisheries [2932]