Pengaruh Layanan Usaha Koperasi dan Tingkat Partisipasi Anggota terhadap Efisiensi Produksi Usahaternak Sapi Perah (Kasus: KPSBU Lembang, Jawa Barat).
View/ Open
Date
2017Author
Malau, Leo Rio Ependi
Asmarantaka, Ratna Winandi
Suharno
Metadata
Show full item recordAbstract
Produksi susu Indonesia sampai saat ini masih belum mampu memenuhi
kebutuhan konsumsi susu dalam negeri. Disisi lain, peternakan sapi perah di
Indonesia didominasi oleh peternakan rakyat dengan ciri-ciri skala usaha kecil,
produktivitas rendah dan kondisi manajemen budidaya yang masih tradisional
serta kurang memadai. Upaya meningkatkan produktivitas, efisiensi dan
dayasaing usahatani dapat dilakukan melalui pengembangan kelembagaan
pertanian (Anantanyu 2009). Kelembagaan pertanian yang berperan penting
dalam pengembangan peternakan sapi perah di Indonesia yaitu koperasi susu.
Koperasi susu memiliki peran yang besar dalam pemasaran susu dan peningkatan
produktivitas serta membantu akses permodalan peternak (Sulastri dan Maharjan
2002; Simelane 2011). Peran koperasi susu dalam pengembangan usahaternak
sapi perah terlihat dari beberapa layanan usaha yang disediakan oleh koperasi
seperti pembinaan peternak, penyedia fasilitas kredit, penyediaan pakan
konsentrat, penyediaan mineral, obat-obatan dan vitamin, pelayanan medis ternak,
inseminasi buatan (IB), pemasaran susu serta fasilitator dan mediator bantuan
pemerintah. Besarnya peran koperasi susu dalam agribisnis susu di Indonesia
berimplikasi bahwa pengoptimalan peran koperasi susu dapat menjadi salah satu
alternatif dalam peningkatan produksi susu nasional. Peranan koperasi susu dalam
upaya peningkatan produksi susu harus disertai dengan peran aktif anggota. Peran
aktif anggota terlihat dari partisipasi anggota terhadap kegiatan, program dan
layanan usaha yang disediakan koperasi.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) menganalisis tingkat efisiensi teknis,
alokatif dan ekonomis usahaternak sapi perah, (2) mengidentifikasi faktor-faktor
yang memengaruhi efisiensi teknis, alokatif dan ekonomis, (3) Menganalisis
layanan usaha koperasi dan tingkat partisipasi anggota dalam menggunakan
layanan usaha koperasi serta (4) Menganalisis pengaruh layanan usaha koperasi
dan tingkat partisipasi anggota terhadap efisiensi produksi usahaternak sapi perah.
Kabupaten Bandung Barat dipilih secara purposive sebagai lokasi penelitian
karena keberadaan KPSBU (Koperasi Peternak Sapi perah Bandung Utara)
Lembang sebagai koperasi susu terbesar di Indonesia. Pengumpulan data
dilakukan bulan Februari-April 2017 dengan jumlah sampel sebanyak 95 peternak
sapi perah. Metode Data Envelopment Analysis (DEA) digunakan untuk
menganalisis efisiensi produksi. Regresi tobit digunakan untuk menduga faktor
penentu efisiensi produksi dan teknik skoring untuk mengukur layanan usaha
koperasi dan tingkat partisipasi anggota.
Hasil penilaian anggota terhadap layanan usaha koperasi menunjukkan
bahwa layanan usaha koperasi belum optimal terutama dalam kategori production
support dan member representation. Selanjutnya, tingkat partisipasi anggota
dalam mengakses layanan usaha yang disediakan oleh koperasi juga belum
optimal terutama dalam bidang usaha dan organisasi. Sementara itu, hasil analisis
efisiensi produksi menunjukkan rata-rata tingkat efisiensi teknis, alokatif dan
ekonomis berturut-turut sebesar 0.923, 0.791 dan 0.730. Selain itu, sebagian besar
usahaternak sapi perah dilokasi penelitian masih berada dalam kondisi Increasing
Return to Scale (IRS) yaitu sebanyak 78.95 persen. Hasil ini menunjukkan tingkat
efisiensi teknis yang tinggi belum disertai dengan efisiensi alokatif sehingga
berpengaruh terhadap efisiensi ekonomi yang dicapai oleh peternak. Sedangkan
pendugaan faktor penentu efisiensi produksi menunjukkan bahwa layanan usaha
koperasi dan tingkat partisipasi anggota hanya berpengaruh positif dan signifikan
terhadap efisiensi teknis dan tidak untuk efisiensi alokatif serta efisiensi ekonomis.
Layanan usaha koperasi yang hanya signifikan memengaruhi efisiensi teknis
namun tidak signifikan memengaruhi efisiensi alokatif dan ekonomis
mengindikasikan bahwa layanan usaha koperasi belum optimal.
Upaya peningkatan efisiensi teknis dapat dilakukan dengan penggunaan
input sesuai dengan anjuran penyuluh koperasi dan mengurangi penggunaan input
berlebih (input slack) dengan prioritas utama pengurangan tenaga kerja dan
konsentrat. Kondisi skala usaha yang berada dalam Increasing Return to Scale
(IRS) mengindikasikan bahwa peningkatan efisiensi teknis juga dapat dilakukan
dengan peningkatan skala usaha. Peran koperasi berkaitan dengan layanan usaha
perlu mendapatkan dukungan dari pemerintah. Dukungan dari pemerintah
bertujuan untuk meningkatkan efisiensi alokatif dan ekonomis terkait harga input
dan output karena posisi koperasi yang tidak dapat mengendalikan harga input dan
output.
Collections
- MT - Economic and Management [2962]