Evaluasi Implementasi Balanced Scorecard pada Departemen Manajemen IPB Sebagai Unit Pendidikan Berbasis Kinerja
View/ Open
Date
2017Author
Fakhrina, Zainati
Munandar, Jono
Dirdjosuparto, Sukiswo
Metadata
Show full item recordAbstract
Departemen Manajemen IPB merupakan salah satu pelaksana akademik yang
mendukung pencapaian tujuan IPB menjadi perguruan tinggi bertaraf internasional.
Dalam hal ini, Departemen Manajemen IPB dituntut untuk terus meningkatkan
kinerjanya secara komprehensif. Oleh sebab itu, diperlukan evaluasi dengan
melaksanakan monitoring untuk mengetahui progres agar kendala dapat direspon
lebih cepat, peningkatan sarana baik kualitas dan kuantitas untuk menunjang
percepatan dan ketepatan pencapaian target. Dari permasalahan tersebut diperlukan
suatu pengukuran kinerja organisasi dengan menggunakan pendekatan Balanced
Scorecard (BSC). BSC mampu mengukur kemajuan dan keberhasilan setiap
program dan kegiatan dalam rangka pengembangan organisasi dan ikut
merealisasikan visi dan misi IPB. Analisis evaluasi diri internal dengan metode
BSC menyelaraskan strategi Departemen Manajemen IPB kedalam empat
perspektif yang sudah diadaptasi, yaitu perspektif Stakeholder, perspektif Research
and Academic Excellence, perspektif Internal Bussines Processes dan perspektif
Capacity Building. Perspektif Financial pada Departemen Manajemen IPB
diserahkan langsung pada pihak pusat IPB, maka dari itu pada pengukuran kinerja
Departemen Manajemen IPB tidak membahas perspektif keuangan. Tujuan pada
penelitian ini adalah: 1) menentukan bobot dan prioritas dari perspektif dan sasaran
strategik dengan menggunakan Analytic Network Process (ANP) untuk
meningkatkan mutu pendidikan pada Departemen Manajemen IPB secara
berkelanjutan; 2) melakukan pengukuran kinerja penilaian mutu program studi
Departemen manajemen berdasarkan kerangka BSC Departemen Manajemen IPB
tahun 2015; 3) menetapkan inisiatif strategik yang tepat untuk meningkatkan mutu
pendidikan Departemen Manajemen IPB dan 4) menyusun gambaran peta strategi
Departemen Manajemen IPB dengan mengidentifikasi sasaran strategik antar
perspektif BSC dengan menggunakan metode Interpretive Structural Modeling
(ISM) .
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode ANP untuk
menentukan tingkat prioritas masing-masing perspektif dan sasaran strategik.
Metode ISM yang digunakan untuk merancang peta strategi untuk melihat
hubungan dan timbal balik antar sasaran-sasaran strategi pada peta strategi. Kedua
metode ini melibatkan 7 responden pakar dari bidang akademik, yaitu, perwakilan
dari staf tata usaha bidang akademik, kepala manajemen mutu IPB dan lima dosen
dengan masing-masing menjabat sebagai Sekretaris Program Ilmu Manajemen
(Pascasarjana IPB), Koordinator Pendidikan Sarjana Alih Jenis Manajemen
(Ekstensi Manajemen), anggota komisi kemahasiswaan dan anggota komisi
pendidikan .
Hasil pembobotan dengan metode ANP menunjukkan bahwa perspektif
Research and Academic Excellence memiliki bobot prioritas tertinggi yaitu 0.288
dan perspektif Capacity Building memiliki bobot prioritas terendah yaitu 0.212.
Hasil pengukuran kinerja menujukkan bahwa kinerja Departemen Manajemen IPB
tahun 2015 adalah sebesar 85% dan diketahui dari total 24 key performance
indicators (KPI) terdapat 9 KPI yang tidak memenuhi target. Program inisiatif
6
strategi dirancang dari 9 KPI yang tidak mencapai target yang diharapkan mampu
meningkatkan kinerja dari masing-masing KPI ditahun berikutnya. Sasaran-sasaran
strategik tersebut diklasifikasikan kedalam empat sektor dalam grafik dua dimensi
dengan sumbu x dependence (ketergantungan/ dipengaruhi) dan sumbu y driver
power (mempengaruhi). Dari hasil tersebut variabel V5 (meningkatkan peran IPB
dalam merespon isu dan permasalah pertanian) berada pada kuadran autonomous
(kuadran I), yang artinya variabel tersebut memiliki nilai driver dan dependence
yang rendah dan memiliki sedikit keterkaitan dengan sistem. Variabel V1
(meningkatnya peran dan citra institusi) berada pada kuadran Dependent (kuadran
II) yang artinya, variabel ini memiliki hubungan yang erat dengan variabel lain,
tetapi bukan penggerak utama sistem atau dapat diartikan sebagai akibat dari
variabel lain. Pada kuadran Linkage (kuadran III) terdapat variabel V2
(meningkatnya kualitas input mahasiswa); V3 (meningkatnya kualitas lulusan); V4
(meningkatnya kualitas penelitian); V6 (mantapnya kurikulum berbasis
kompetensi) dan V7 (standarisasi prosedur dan penjaminan mutu pengelolaan
institusi). Variabel yang ada pada kuadran tersebut memiliki daya penggerak yang
kuat dan dapat memberikan dampak serta umpan balik terhadap sistem. Pada
kuadran terakhir yaitu independent (kuadran VI) terdapat variabel V8 (menguatnya
kompetensi dosen dan tenaga kependidikan), variabel ini merupakan variabel kunci
karena memiliki pengaruh pada variabel lain yang artinya bahwa variabel ini
merupakan peubah bebas, yang akan berpengaruh pada variabel lainnya jika terjadi
perubahan.
Collections
- MT - Economic and Management [2877]