Analisis Spasial Indeks Pertanaman dan Produktivitas Padi Sawah di Dusun 1 Desa Purwasari, Kabupaten Bogor
View/ Open
Date
2017Author
Muslim, Rufaidah Qonita
Barus, Baba
Munibah, Khursatul
Metadata
Show full item recordAbstract
Peningkatan indeks pertanaman (IP) padi merupakan salah satu upaya
yang dilakukan Badan Litbang Pertanian untuk meningkatkan produksi padi
(Supriatna 2012). Selain melalui peningkatan IP, upaya yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan ketersediaan beras di suatu wilayah adalah meningkatkan
produktivitas padi. Menurut Nduru et al. (2014), agar dapat menghasilkan
produktivitas yang cukup tinggi perlu pemahaman mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi produktivitas padi, seperti benih, tenaga kerja, pupuk, dan lainlain.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penyebaran IP dan
produktivitas padi sawah serta hubungan dan faktor-faktor yang mempengaruhi
keduanya. Analisis spasial IP dan produktivitas padi menggunakan Analyzing
Patterns dengan pendekatan Average Nearest Neighbor yang menunjukkan
pola spasial obyek. Analisis faktor yang mempengaruhi produktivitas
menggunakan multiple regression. Sedangkan analisis hubungan IP dan
produktivitas menggunakan analisis korelasi.
Penelitian diawali dengan mengidentifikasi petakan sawah menggunakan
citra Ikonos tahun 2010. Unsur interpretasi yang digunakan dalam
mengidentifikasi petakan lahan sawah adalah bentuk, warna, ukuran, tekstur,
dan pola. Hasil analisis akurasi petakan sawah yang diperoleh sebelum dan
setelah verifikasi adalah 80.88%. Indeks Pertanaman (IP) padi yang diterapkan
petani di lokasi penelitian antara lain: 300, 200, 100, dan <100. Kelompok IP
200, 100, dan <100 memiliki pola menyebar, sedangkan kelompok IP 300
memiliki pola bergerombol. Kemiringan lereng mempengaruhi penerapan IP
padi, yaitu sawah yang terletak di daerah datar lebih sering ditanami padi
dibandingkan sawah yang terletak di daerah berlereng. Berdasarkan hasil
wawancara, penerapan IP 300 paling banyak dipengaruhi oleh kondisi tanah
selalu basah, penerapan IP 200 paling banyak dipengaruhi oleh keinginan
petani untuk mengistirahatkan tanah, penerapan IP 100 paling banyak
dipengaruhi oleh lebih menguntungkan palawija, dan penerapan IP <100 paling
banyak dipengaruhi oleh masalah irigasi. Produktivitas padi di lokasi penelitian
terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu <50 kw/ha, 50-75 kw/ha, dan 76-100
kw/ha. Ketiga kelompok produktivitas tersebut memiliki pola menyebar. Hasil
analisis multiple regression menunjukkan bahwa benih, tenaga kerja, pupuk
urea, pupuk SP-36, pupuk KCl, pupuk NPK, pestisida, dan jarak terhadap
irigasi secara serempak tidak berpengaruh signifikan terhadap produktivitas
padi. Kemudian dilakukan analisis secara deskriptif, yang menunjukkan bahwa
penggunaan benih, tenaga kerja, dan pupuk berpengaruh terhadap produktivitas
padi. Produktivitas rata-rata paling tinggi terdapat pada sawah yang
menerapkan IP 100, sedangkan paling rendah pada sawah dengan IP 300. Hasil
analisis korelasi dan nilai R square sebesar 0.0224 menunjukkan bahwa tidak
ada hubungan antara produktivitas dan IP padi.