Pemanfaatan ruang terbuka untuk permainan-anak tradisional di Desa Baginda, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang
View/ Open
Date
2017Author
Permanasari, Tryana
Mugnisjah, Wahju Qamara
Metadata
Show full item recordAbstract
Ruang terbuka di Kabupaten Sumedang mengalami penurunan luasan.
Padahal, salah satu fungsi dari ruang terbuka ialah sebagai ruang bermain anakanak.
Tujuan penelitian ini ialah mengkaji seberapa besar pemanfaatan ruang
terbuka untuk permainan-anak tradisional di Desa Baginda dan mencari
kebutuhan luasan untuk jenis permainan tradisional tersebut. Pengumpulan data
dilakukan dengan penyebaran kuisioner kepada 30 responden anak-anak dan 30
responden orangtua. Kuisioner tahap satu disebar untuk mencari informasi
mengenai persepsi masyarakat mengenai kegiatan bermain di ruang terbuka,
khususnya untuk permainan tradisional. Selain mencari persepsi, dicari pula
preferensi mengenai jenis permainan tradisional yang diketahui dan masih
digemari oleh masyarakat di Desa Baginda. Kuisioner tahap dua mencari
informasi mengenai kebutuhan luasan untuk masing-masing permainan yang
dihasilkan dari penyebaran kuisioner tahap satu. Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa masyarakat desa Baginda memiliki pengetahuan mengenai
permainan tradisional Sunda dan memiliki keinginan untuk bermain permainan
tersebut di ruang terbuka. Namun, terdapat beberapa faktor penghambat, seperti
kurangnya data atau informasi mengenai permainan tradisional, tidak adanya
pihak yang mengajarkan, dan tidak adanya ruang bermain anak yang dibuat secara
khusus oleh pihak desa. Ruang terbuka yang biasanya digunakan untuk bermain
anak-anak berupa lapangan, sawah, dan lahan kosong. Di Desa Baginda terdapat
ruang terbuka berupa lapangan sepak bola yang dapat dimanfaatkan untuk
kegiatan pameran atau lomba permainan tradisional. Kedua kegiatan tersebut
dapat dilakukan pada peringatan hari-hari besar dan tidak bersifat permanen. Hal
tersebut mempertimbangkan fungsi utama lapangan ruang terbuka yang ada untuk
berolahraga. Selain itu, hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa masyarakat desa
Baginda tidak mengenali seluruh jenis permainan tradisional Sunda yang diakui
oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat. Terdapat 16 jenis permainan
tradisiona Sunda yang dikenal dan masih digemari hingga saat ini di Desa
Baginda. Setelah memperoleh data jenis permainannya, dilakukan pencarian
informasi mengenai kebutuhan ruang untuk bermain permainan tersebut dengan
menyebar kuisioner tahap dua kepada responden yang sama. Hasilnya, lahan yang
dibutuhkan untuk mengakomodasi 16 jenis permainan tersebut adalah 607 meter².
Permainan tersebut adalah bebeletokan (30 m²), bedil jepret (35 m²), bekel (6 m²),
congklak (6 m²), egrang/jajangkungan (53 m²), galah asin (126 m²), hong
25/ucing peungpeun/ucing sumput (63 m²), ketepel/bandring (67 m²), lompat
karet (25 m²), ngadu karbit (51 m²), ngadu muncang (11 m²), oray-orayan (28
m²), sapintrong (21 m²), sondah/engklek (16 m²), sur-ser (7 m²), dan susumputan
(62 m²). Hasil akhir dari penelitian ini berupa rekomendasi desain ruang terbuka
dengan fasilitas permainan tradisional Sunda.
Collections
- UT - Landscape Architecture [1258]