Potensi Penggunaan Akupuntur pada Anestesi Kombinasi Ketamin Xylazin terhadap Fungsi Kardiovaskuler pada Anjing Lokal
View/ Open
Date
2017Author
Siagian, Tetty Barunawati
Soehartono, Raden Harry
Wulansari, Retno
Metadata
Show full item recordAbstract
Prosedur pembiusan (anestesia) merupakan yang penting selama
pembedahan. Efek samping yang umumnya terjadi saat anestesi adalah syok
kardiovaskular. Untuk itu diperlukan penggunaan akupunktur untuk mengatasi
syok kardiovaskular. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
akupunktur terhadap kombinasi anestesi ketamin xylazin terhadap sistem
kardiovaskular anjing lokal yang meliputi frekuensi detak jantung dan profil
elektrokardiogram (EKG).
Penelitian ini dilakukan pada lima ekor anjing betina lokal dengan rataan
umur 2,6 tahun dan rataan berat badan 19 kg. Tahap penelitian dibagi menjadi
tahap aklimatisasi dan tahap penelitian. Tahap aklimatisasi dilakukan selama
seminggu dengan menggunakan ivermectin sebagai anti ektoparasit dan anti
endoparasit, dan amoxillin kaplet sebagai anti bakterial. Pengambilan darah dan
pemeriksaan fisik dilakukan seminggu setelah tahap aklimasi dilakukan.
Pemeriksaan klinis yang dilakukan meliputi pemeriksaan temperatur dengan
temperatur rektal menggunakan termometer, menghitung frekuensi jantung
dengan stetoskop, menghitung respirasi dengan mengamati pergerakan pernafasan
pada bagian thorax dan abdomen. Anjing lokal yang dilakukan penelitian
merupakan anjing yang dinyatakan sehat berdasarkan rangkaian pemeriksaan
tersebut.
Tahapan penelitian meliputi anjing dipuasakan selama 8-12 jam, pemberian
atropin sulfas sebagai premedikasi, dan prosedur pembiusan. Hewan coba dibagi
kedalam dua kelompok perlakuan dan masing-masing terdiri dari 5 ekor sebagai
ulangan. Kelompok perlakuan kesatu yaitu kombinasi ketamin-xylazin tanpa
tambahan akupuntur. Kelompok perlakuan kedua yaitu kombinasi ketaminxylazin
ditambah dengan kombinasi titik akupuntur “Governor Vessel‟ (GV) 26
dan “Kidney” (KI) 1. Pengukuran parameter dilakukan sebelum perlakuan (menit
0) dan setiap 10 menit sampai menit ke 60. Parameter yang diukur adalah
pemeriksaan fisik dan profil elektrokardiogram.
Pemberian anestesi ketamin-xylazin pada perlakuan satu terlihat terjadi
penurunan pada semua parameter pemeriksaan fisik dan sebaliknya perlakuan
kedua memperlihatkan peningkatan pada semua parameter pemeriksaan fisik.
Parameter pemeriksaan fisik meliputi frekuensi jantung, frekuensi nafas, frekuensi
nadi, suhu tubuh dan saturasi oksigen. Peningkatan parameter pemeriksaan fisik
ini akibat penggunaan akupuntur yang dikombinasikan saat hewan teranestesi.
Stimulasi jarum akupuntur pada titik GV 26 dan KI 1 akan memberikan efek
simpatomimetik pada sistem kardiovaskuler. Efek simpatomimetik dihasilkan
akibat rangsangan titik akupuntur GV 26 dan KI 1 yang mempengaruhi sistem
syaraf otonom sehingga mengurangi efek syok pada sistem kardiovaskuler dan
pernafasan.
Hasil uji statistik memperlihatkan nilai signifikansi pada semua parameter
EKG >0.05. Hasil statistik paired sample T test menunjukan bahwa tidak adanya
perbedaan nilai parameter EKG sebelum dan sesudah perlakuan akupuntur pada
saat pembiusan dengan ketamin xylazin. Hasil ini diperkuat dengan nilai
perhitungan EKG secara manual pada semua parameter. Hasil perhitungan
tersebut menunjukan gambaran EKG terjadi peningkatan nilai EKG walaupun
stabil dalam kisaran normal. Berdasarkan hasil pengamatan dapat disumpulkan
bahwa penggunaan akupuntur pada anestesi kombinasi ketamin dan xylazin
mengatasi efek syok pada fungsi kardiovaskuler.
Collections
- MT - Veterinary Science [899]