Pendugaan Ragam Genetik, Ketahanan Penyakit Layu Fusarium dan Analisis Daya Gabung pada Tomat (Solanum lycopersicon L.).
Abstract
Tomat (Solanum lycopersicon L.) merupakan salah satu jenis tanaman sayuran penting dan dibudidayakan secara luas di berbagai negara. Salah satu kendala dalam budidaya tomat adalah serangan penyakit layu fusarium. Untuk mencapai peningkatan produktivitas tomat nasional maka kegiatan penelitian yang mendukung pada perakitan varietas unggul tomat tahan penyakit layu fusarium menjadi sangat penting untuk dilakukan.
Penelitian terdiri dari 2 percobaan yaitu : 1. Percobaan karakterisasi 20 genotipe tomat dan uji ketahanannya terhadap layu fusarium. Percobaan ditanam pada dua lokasi, yaitu Ciawi dan Lembang. Karakter yang diamati umumnya memiliki nilai koefisien keragam genetik kriteria luas. Nilai heritabilitas arti luas setiap karakter yang diamati memiliki kriteria tinggi. Berdasarkan karakter bobot per buah pada 20 genotipe dikelompokkan menjadi tomat kategori ukuran buah kecil 3 genotipe, ukuran buah sedang 7 genotipe dan ukuran buah besar 10 genotipe. Analisis gerombol yang dilakukan telah mengelompokkan 20 genotipe menjadi 6 kelompok. Uji katahanan terhadap layu fusarium memperoleh 12 genotipe dengan skala ketahanan sangat tahan, 1 tahan , 4 agak tahan, 2 rentan dan 1 sangat rentan. Terpilih 5 genotipe dengan tipe tumbuh determinate yaitu 40D, 94D, 99D, Tora dan 97D yang akan dilibatkan untuk pembentukan populasi F-1 silang dialel. 2. Percobaan analisis silang dialel. Membuat populasi dialel penuh (5×5) menurut metode I Griffing sehingga diperoleh 25 materi genetik untuk menduga daya gabung, heterosis dan keragaan hibrida. Percobaan ditanam pada dua lokasi, yaitu Ciawi dan Lembang. Hasil percobaan menunjukkan bahwa terdapat interaksi genotipe x lokasi pengujian pada beberapa karakter yang diamati kecuali umur berbunga, umur panen, tebal daging buah dan padatan total terlarut. Genotipe Tora merupakan tetua dengan nilai DGU terbaik pada beberapa karakter yang diamati. Kombinasi persilangan dengan nilai duga DGK terbaik yaitu 40D x Tora dan 97D x 94D untuk karakter bobot buah per tanaman dan padatan total terlarut. Nilai heterosis dan heterobeltiosis karakter bobot buah per tanaman paling tinggi ditunjukkan oleh kombinasi persilangan Tora x 40D dengan keragaan tertinggi. Berdasarkan karakter bobot buah per tanaman terpilih 6 hibrida baru yang berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut. Keenam hibrida baru tersebut adalah 1 hibrida Tora x 40D menunjukkan beda nyata terhadap 3 varietas komersial dan 5 hibrida 99D x 40D, 99D x 94D, 40D x Tora, 94D x Tora dan Tora x 97D menunjukkan beda nyata terhadap 1 varietas komersial.
Collections
- MT - Agriculture [3683]