Studi Karakteristik Tipe Diabetes Mellitus pada Kandidat Tikus Model yang Diinduksi Deksametason.
View/ Open
Date
2017Author
Hanim, Rahmania
Rahminiwati, Min
Darusman, Huda Salahudin
Metadata
Show full item recordAbstract
Tingginya prevalensi diabetes mellitus (DM) di dunia dan di Indonesia pada khusunya, serta perkiraan adanya peningkatan di tahun-tahun mendatang menyebabkan perlunya antisipasi dan tindakan segera dalam penatalaksanaan DM. Penatalaksanaan DM meliputi dua pendekatan, yaitu pendekatan tanpa obat dan pendekatan dengan obat. Pendekatan tanpa obat dilakukan dengan cara pengaturan pola makanan dan latihan jasmani, sedangkan pendekatan dengan obat dilakukan ketika pendekatan tanpa obat saja kurang efektif. Penelitian uji obat baru untuk diabetes mellitus masih terus berlanjut hingga kini, dengan menggunakan hewan model DM yang memiliki karakteristik tingginya kadar gula darah, resistensi insulin, dan kerusakan sel beta pankreas. Berkaitan dengan karakteristik hewan model tersebut, kadar gula darah yang tinggi dapat ditimbulkan oleh beberapa sediaan farmasi di antaranya adalah deksametason, di mana penelitian secara in vitro mengenai efek diabetogenik deksametason telah banyak dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan karakteristik tipe diabetes yang ditimbulkan oleh induksi deksametason berdasarkan parameter yang erat kaitannya dengan gejala diabetes di antaranya asupan pakan, bobot badan, asupan air minum, volume urin, kadar glukosa puasa, kadar insulin puasa, sensitivitas insulin serta jumlah sel beta pankreas hewan model.
Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial 4 x 4 dengan 6 ulangan. Faktor pertama ialah dosis deksametason yang terdiri atas empat level dosis dan faktor kedua adalah waktu pengamatan yang terdiri atas empat level waktu. Dua puluh empat ekor tikus jantan (rattus novergicus) dengan bobot badan ± 400 gram dipilih secara acak, kemudian dibagi dalam 4 kelompok yang masing-masing menerima perlakuan selama 10 hari: (1) injeksi subkutan akuabides (K0), (2) injeksi subkutan deksametason 1mg/kg BB/hari (K1), (3) injeksi subkutan deksametason 2.5mg/kgBB/hari (K2), (4) injeksi subkutan deksametason 5mg/kg BB/hari (K3). Data kadar gula darah puasa, kadar insulin puasa, bobot badan, asupan pakan, volume urin, dan asupan air minum diambil pada hari ke- 0, 5, 10 dan 15 ( 5 hari setelah induksi dihentikan).
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada kadar gula darah puasa antar kelompok perlakuan dan adanya interaksi antar waktu dan perlakuan, yang bermakna adanya perubahan dosis dan waktu akan berpengaruh pada kadar gula darah puasa. Hal yang serupa juga tampak pada perubahan bobot badan dan indeks sensitifitas insulin. Pada kadar insulin terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan meskipun tidak signifikan antar waktu perlakuan. Sementara pada parameter yang lain, tidak terdapat perbedaan yang signifikan baik antar kelompok maupun antar waktu perlakuan.
Dari penelitian ini disimpulkan, diabetes yang diinduksi deksametason memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dari diabetes tipe 1 maupun tipe 2.
Collections
- MT - Veterinary Science [899]