Strategi Perbaikan Program Suplementasi Besi pada Ibu Hamil di Kabupaten Tasikmalaya
View/ Open
Date
2017Author
Rahmiati, Baiq Fitria
Briawan, Dodik
Madanijah, Siti
Metadata
Show full item recordAbstract
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tergolong tinggi yaitu 359 per 100 000 kelahiran hidup, salah satunya disebabkan oleh anemia saat kehamilan. Prevalensi anemia ibu hamil di Indonesia masih tergolong tinggi, salah satunya dipengaruhi oleh pelaksanaan program suplementasi besi yang kurang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menganalisis profil kesehatan ibu hamil dan kondisi program suplementasi besi pada ibu hamil di Kabupaten Tasikmalaya; 2) menganalisis situasi dan kondisi tentang input, proses dan output pelaksanaan program suplementasi besi ibu hamil di Kabupaten Tasikmalaya; 3) mengidentifikasi faktor internal dan eksternal program suplementasi besi pada ibu hamil di Kabupaten Tasikmalaya; 4) merumuskan alternatif dan proritas strategi guna mengoptimalkan program suplementasi besi pada ibu hamil di Kabupaten Tasikmalaya; serta 5) menganalisis sensitivitas prioritas strategi perbaikan program suplementasi besi pada ibu hamil.
Metode penelitian menggunakan mix methode dengan wawancara mendalam kepada pemangku kepentingan program suplementasi besi di Kabupaten Tasikmalaya. Pemilihan wilayah didasarkan pada jumlah AKI di Kabupaten Tasikmalaya yang menjadi penyumbang nomor dua tertinggi di Jawa Barat, prevalensi anemia yang tinggi, cakupan dan kepatuhan yang belum sesuai target. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer berupa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pelaksanaan program suplementasi besi dikumpulkan dari Kepala Seksi Gizi, Kepala Seksi KIA, Kepala Seksi Farmasi, Kepala Seksi Gudang Obat, Ketua IBI, Kepala Puskesmas Sariwangi, perwakilan Bappeda dan Kantor Agama Kabupaten Tasikmalaya. Strategi perbaikan program suplementasi besi di Kabupaten Tasikmalaya menggunakann Analytical Hierarchy Process dikumpulkan kepada pakar program suplementasi yaitu Kepala Seksi KIA, Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Keluarga Dinkes Kabupaten Tasikmalaya, Kepala Seksi KIA, Kepala Seksi Gizi Dinkes Jawa Barat, Direktur Poltekkes Tasikmalaya, Direktur Poltekkes Bandung dan NGO Micronutrient Initiative Indonesia. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam yang mengacu pada kuesioner terstruktur.
Data persepsi diukur menggunakan skala likert (5 skala dengan rentang sangat kurang – sangat baik) dan diolah secara deskriptif disajikan menggunakan nilai modus dan nilai rata-rata. Analisis Evaluasi Faktor Internal (EFI) dan Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) digunakan untuk mengetahui keadaan internal dan eksternal program suplementasi besi. Analisis Strength, Weakness, Opportunities and Threats (SWOT) digunakan untuk menyusun alternatif strategi dan Analytical Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk menentukan prioritas strategi dan sensitivitas strategi yang diolah menggunakan software Expert Choice 2000.
Jumlah AKI di Kabupaten Tasikmalaya sebanyak 168 per 100 000 kelahiran hidup. Prevalensi anemia pada tahun 2013 adalah 49.06%, dan menurun pada
tahun 2016 menjadi 37.04%. Para responden menyatakan bahwa kekuatan pelaksanaan program suplementasi besi pada ibu hamil di Kabupaten Tasikmalaya adalah: 1) kerjasama yang baik lintas program dalam sektor Kesehatan; 2) mekanisme distribusi suplemen besi jelas; 3) terdapat sistem evaluasi tiga tahunan untuk mengetahui efektifitas program suplementasi besi pada ibu hamil; 4) terdapat alat untuk memonitor kepatuhan konsumsi suplementasi besi; 5) kuantitas dan kualitas bidan telah mencukupi untuk melayani ibu hamil.
Para responden menyatakan kelemahan pelaksanaan program suplementasi besi ibu hamil di Kabupaten Tasikmalaya adalah: 1) sarana prasarana berupa alat tes Hb dan alat konseling tidak memadai; 2) monitoring berupa pencatatan dan pelaporan penggunaan suplemen besi kurang maksimal; 3) upaya sosialisasi program suplementasi besi pada ibu hamil kurang; 4) proses pembinaan tenaga kesehatan tentang program suplementasi besi kurang maksimal; 5) program aksi tentang suplementasi besi dan anemia masih sangat minim.
Para responden menyatakan peluang pelaksanaan program suplementasi besi pada ibu hamil di Kabupaten Tasikmalaya adalah: 1) terdapat Peraturan Menteri Kesehatan tentang seruan mengonsumsi suplemen besi bagi ibu hamil; 2) terdapat anggaran pendukung program suplementasi besi; 3) komitmen yang baik dari Bupati dan Bappeda tentang pelaksanaan program suplementasi besi; 4) terdapat kepedulian dari para peneliti dan NGO untuk menangani masalah anemia.
Para responden menyatakan ancaman pelaksanaan program suplementasi besi pada ibu hamil di Kabupaten Tasikmalaya adalah: 1) manajemen waktu pemesanan suplemen besi tidak terencana dengan baik; 2) komunikasi lintas sektor yang kurang lancar; 3) rekanan tidak menjalankan komitmen untuk menyediakan suplemen besi sesuai kebutuhan.
Hasil analisis SWOT diperoleh skor EFI 2.14 yang menunjukkan bahwa secara internal, program tidak mengoptimalkan kekuatan dan tidak menghindari kelemahan. Skor EFE 2.10 menunjukkan bahwa program tidak mengoptimalkan peluang dan tidak menghindari ancaman.
Alternatif strategi yang dihasilkan meliputi: peningkatan komunikasi, peran dan kemitraan antar stakeholder; peningkatan program aksi; peningkatan sarana prasarana; dan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan. Strategi prioritas terpilih adalah peningkatan komunikasi, peran dan kemitraan antar stakeholder dengan skor total 0.504.
Analisis sensitivitas menunjukkan prioritas strategi terpilih yaitu peningkatan komunikasi, peran dan kemitraan antar stakeholder tetap menjadi prioritas jika terjadi perubahan kondisi internal dan eksternal.
Collections
- MT - Human Ecology [2255]