Analisis Keragaman Genetik Klon-klon Tetua Persilangan Kakao Mulia menggunakan Gen Maturase K (matK) dan Penentuan Kriteria Seleksi Berdasarkan Warna Flush.
View/ Open
Date
2017Author
Sari, Indah Anita
Sobir
Faizal, Irvan
Susilo, Agung Wahyu
Metadata
Show full item recordAbstract
Secara ekonomi produk biji kakao dibedakan menjadi dua yaitu kakao mulia dan kakao lindak. Perbedaan dari kedua jenis kakao tersebut terletak pada karakteristik warna biji segarnya yaitu kakao mulia berwarna biji putih dan kakao lindak berwarna biji ungu. Tantangan dalam perakitan bahan tanam kakao mulia adalah waktu yang cukup lama untuk melakukan seleksi karena harus menunggu tanaman sampai menghasilkan buah. Analisis latar belakang genetik dilakukan berdasarkan gen maturase K (matK) untuk memastikan identitas genotipe-genotipe calon tetua yang akan digunakan dalam persilangan kakao mulia. Gen matK adalah salah satu gen kloroplas yang dapat digunakan untuk mempelajari silsilah tetua betina dari suatu hasil persilangan karena pewarisannya bersifat maternal. Penentuan kriteria seleksi melalui parameter lain selain warna biji diperlukan dalam upaya mempercepat pelaksanaan seleksi karena seleksi kakao mulia baru dapat dilakukan pada saat tanaman sudah menghasilkan biji. Perbedaan karakteristik warna flush diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu indikator seleksi pada kakao mulia. Penelitian bertujuan untuk mempelajari (1) latar belakang genetik klon-klon calon tetua persilangan kakao mulia berdasarkan gen maturase K (matK) dalam rangka memastikan bahwa identitas dari genotipe yang akan digunakan dalam persilangan memiliki moyang Criollo, (2) potensi warna flush sebagai salah satu kriteria seleksi kakao mulia
Dua primer yaitu Mac 02 dan Mac 09 dapat digunakan untuk amplifikasi gen maturase K (matK) pada kakao dengan tingkat homologi 99-100%. Hasil analisis filogenetik menunjukkan bahwa latar belakang genetik beberapa genotipe kakao calon tetua persilangan yaitu DR 2, ICCRI 02, DRC 16, PNT 16, MCC 01, MCC 02, Sulawesi 1, KW 617 dan HJ 2 cenderung memiliki moyang tetua betina Criollo. Hasil analisis menggunakan munsell color chart menunjukkan bahwa flush kakao mulia memiliki kecenderungan berwarna kuning (Y=yellow) sedangkan kakao lindak cenderung berwarna merah (R=red). Nilai kisaran rerata kandungan antosianin pada flush kakao mulia (3.82-5.72 μmol/L) lebih rendah dibanding dengan kakao lindak (6.01-11.88 μmol/L). Sebaliknya, kakao mulia memiliki rerata kandungan klorofil pada flush (2376.47-3692.35 μmol/L) lebih tinggi dibanding dengan kakao lindak (1567.33-2627.91 μmol/L ). Hasil analisis kontras ortogonal menunjukkan bahwa kandungan antosianin dan klorofil pada flush kakao mulia berbeda nyata dengan kakao non mulia. Kandungan klorofil pada flush antar genotipe kakao mulia dan antar genotipe kakao lindak tidak menunjukkan perbedaan nyata, namun terjadi variasi yang nyata kandungan antosianin antar genotipe kakao lindak. Tingkat warna atau kepucatan flush dapat digunakan sebagai indikator awal dalam seleksi kakao mulia selanjutnya kandungan klorofil pada flush dapat digunakan sebagai indikator seleksi secara kuantitatif pada hasil persilangan kakao mulia.
Collections
- MT - Agriculture [3683]