Toksisitas Amonia dan Keefektifannya sebagai Fumigan terhadap Rayap Kayu Kering (Cryptotermes cynocephalus L.) pada Kayu Sengon.
View/ Open
Date
2017Author
Irfan, Abdul Mubaraq
Harahap, Idham Sakti
Pudjianto
Metadata
Show full item recordAbstract
Kemasan kayu biasanya dibuat dari berbagai jenis kayu berkualitas rendah,
sehingga berpotensi menjadi media pembawa organisme perusak kayu. Tujuan
penelitian adalah menguji tingkat toksisitas dan keefektifan amonia sebagai
fumigan untuk mengendalikan rayap kayu kering, C. cynocephalus. Metode
penelitian dilakukan dengan penyiapan kayu uji, penyiapan serangga uji dan
penyiapan ruang fumigasi. Fumigan amonia yang digunakan dalam bentuk
ammonium hidroksida (NH4OH). Uji pendahuluan dilakukan dengan aplikasi
6 taraf dosis NH4OH, yaitu 0, 200, 400, 600, 800 dan 1 000 ml/m³ terhadap
3 taraf ketebalan kayu (2.25, 1.25 dan 0.25 cm) selama 4 jam pemaparan. Dosis
NH4OH untuk pengujian fumigan amonia terhadap C. cynocephalus didasarkan
pada hasil analisis probit uji pendahuluan. Pada kayu dengan ketebalan 2.25 cm,
pengujian toksisitas dan keefektifan amonia dilakukan dengan 3 taraf dosis
NH4OH (0, 700 dan 3 800 ml/m³) dan 4 waktu pemaparan (4, 6, 8 dan 10 jam).
Pengujian toksisitas dan keefektifan fumigan amonia pada ketebalan kayu 1.25 cm
dilakukan dengan 6 taraf dosis NH4OH (0, 200, 378, 587, 1 732 dan 4 188 ml/m³)
selama 4 jam pemaparan. Pengujian toksisitas dan keefektifan fumigan amonia
pada ketebalan kayu 0.25 cm dilakukan dengan 6 taraf dosis NH4OH (0, 13.5,
31.5, 53.5, 211.5 dan 653 ml/m³) selama 4 jam pemaparan. Pengujian efek residu
amonia pada kayu terhadap C. cynocephalus mengacu pada SNI 01.7207-2006.
Nilai LD50 dan LD90 fumigan amonia terhadap rayap C. cynocephalus dalam
kayu sengon dengan ketebalan 2.25 cm untuk pemaparan selama 4 jam berturutturut
adalah 3 263 ml NH4OH/m³ dan 22 781 ml NH4OH/m³. Untuk lama
pemaparan yang sama (4 jam), nilai LD50 dan LD90 untuk ketebalan kayu 1.25 cm
berturut-turut adalah 541.594 ml NH4OH/m³ dan 1 432.125 ml NH4OH/m³, dan
untuk ketebalan kayu 0.25 cm berturut-turut adalah 67.670 ml NH4OH/m³ dan
241.140 ml NH4OH/m³. Pada ketebalan kayu 2.25 cm, nilai LD50 dan LD90
menurun ketika lama pemaparannya lebih panjang, yaitu berturut-turut 2 149 dan
10 722 ml NH4OH/m³ untuk pemaparan selama 6 jam, serta 1 373 dan 8 705 ml
NH4OH/m³ untuk pemaparan selama 8 jam.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa fumigan amonia efektif untuk
eradikasi (mortalitas 100%) C. cynocephalus di dalam kayu sengon dengan
ketebalan 2.25 cm ketika diaplikasikan dengan dosis 3 800 ml NH4OH /m³ dengan
lama pemaparan 10 jam. Untuk kayu sengon dengan ketebalan 1.25 cm, fumigan
amonia efektif untuk eradikasi C. cynocephalus bila diaplikasikan dengan dosis
4 188 ml NH4OH/m³ dengan pemaparan selama 4 jam. Pada kayu dengan
ketebalan 0.25 cm, dari semua dosis yang diuji (dengan dosis tertinggi 653 ml
NH4OH/m³) dengan lama pemaparan 4 jam, tidak didapatkan dosis yang efektif
untuk eradikasi C. cynocephalus. Aplikasi fumigan amonia dengan dosis 653 ml
NH4OH/m³ dengan lama pemaparan 4 jam menyebabkan mortalitas
C. cynocephalus sebesar 98.5%.
Aplikasi fumigan amonia dalam bentuk NH4OH meninggalkan residu yang
dapat menyebabkan kematian pada rayap kayu kering C. cynocephalus. Fumigan
amonia yang diaplikasikan dengan dosis 3 800 ml NH4OH/m³ selama 10 jam
pemaparan, residunya menyebabkan mortalitas C. cynocephalus sebesar 97.76%.
Pada perlakuan dengan dosis 4 188 ml NH4OH /m³ selama 4 jam pemaparan,
residu fumigan amonia menyebabkan mortalitas C. cynocephalus sebesar 59.18%.
Collections
- MT - Agriculture [3683]