Analisis Jenis dan Bobot Sampah Laut di Pesisir Barat Pulau Selayar, Sulawesi Selatan
Abstract
Pesisir barat Pulau Selayar mendapat dampak sampah laut padat setiap musim barat (Desember-Maret), sampah laut tersebut dari sampah yang mengapung, terbawa oleh arus air laut dan terdeposit di sepanjang pantai. Tanpa adanya pengelolaan sebagian dari sampah laut tersebut terbawa kembali ke laut pada saat musim timur dan mengakibatkan dampak pada pulau-pulau lain. Sampah laut yang terdeposit di pesisir barat menimbulkan dampak secara sosial, ekonomi dan ekologi. Penelitian ini meneliti jenis, bobot, kepadatan dan sebaran sampah laut; dampak dalam ekonomi, sosial dan ekosistem lingkungan; serta menyusun strategi pengelolaan sampah laut yang tepat. Jenis, bobot, kepadatan dan sebaran sampah laut diambil menggunakan metode transek garis pada 7 titik pengamatan. Ukuran sampah yang diamati memiliki luas penampang (>2.5 cm) atau termasuk dalam ukuran sampah makro. Semua sampah laut padat diambil, dibersihkan, dikumpulkan, disortir menurut jenis dan sesuai lokasi yang telah ditentukan. Kemudian di analisis jumlah, jenis, bobot, kepadatan dan komposisi sampah laut tersebut. Sampah mengapung dan pertambahan sampah juga dianalisis. Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata kepadatan sampah organik menurut berat adalah 4 978.3±3 342.5 g/m² dan menurut jumlah potongan adalah 7.7±1.8 item/m². Sedangkan sampah anorganik kepadatannya adalah 14.3±2.97 item/m2 untuk jumlah potongan dan 564.8±196.1 g/m² untuk berat sampah. Pertambahan sampah sebesar 354.6±458.6 g/m/hari, jumlah potongan 2.8±1.1 item/m/hari, kubikasi 0.0039±0.0032 mᶟ/m/hari.
Dampak sampah laut terhadap lamun dan biota yang dapat mengubah dan menyebabkan kerusakan habitat secara fisik seperti tercabutnya daun lamun, penutupan sampah dan tertindihnya lamun atau biota benthik . Beberapa sampah laut yang terdeposit di pantai ditempeli oleh beberapa jenis coral seperti Favia fragum, jenis krustasea seperti Balanus sp, Lepas sp, Dosima sp yang dapat mempengaruhi keanekaragaman biota. Dampak ekosistem mangrove adalah tertindihnya bibit mangrove dengan material sampah, biji mangrove terhalangi oleh sampah sehingga kering dan gagal berkecambah. dampak sosial seperti; estetika, berkurangnya aktifitas dan berkurangnya wisatawan. Berdasarakan perhitungan ekonomi terhadap kerusakan kapal nelayan sebesar Rp114 500 000 dan total kerugian alat tangkap sebesar Rp128 500 000 setiap musim barat. Pengelolaan sampah oleh masyarakat yang paling tinggi adalah penggunaan sampah sebagai bahan bakar sehari-hari, hanya sebagian kecil 8% sampai 28% yang melakukan pemanfaatan sampah lebih lanjut agar nilai ekonomis dan fungsi sampah lebih tinggi.
Strategi pengelolaan sampah laut dapat dilaksanakan dengan pendekatan 3R+P (recycle, reuse, recovery energy dan participant). Potensi sampah laut jika diolah dengan baik dapat menguntungkan secara ekonomi, melalui model usaha daur ulang diketahui sampah plastik dapat menghasilkan keuntungan sebesar Rp16 379 472 per bulan dari produksi 48 ton sampah plastik. Daur ulang kayu menjadi briket arang Rp10 904 472 per 30 ton. Pengelolaan sampah laut dapat
3
dilakukan dengan peningkatan kesadaran, pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam mengelola sampah.
Collections
- MT - Fisheries [2935]