Kualitas Spermatozoa dalam Modifikasi Pengencer Ringer Laktat Kuning Telur dengan Tambahan Astaxanthin dan Glutathione pada Tiga Jenis Ayam Lokal
View/ Open
Date
2017Author
Abdullah, Nila Pratiwi
Yusuf, Tuty L
Arifiantini, R.Iis
Sumantri, Cece
Metadata
Show full item recordAbstract
Ayam lokal merupakan salah satu jenis ternak yang telah lama mengalami domestikasi dengan sistem pemeliharaan masih dilakukan secara tradisional. Terdapat beberapa jenis bangsa ayam lokal seperti ayam Kampung, Merawang, dan Sentul Kampung Kedu (SK Kedu). Populasi ternak unggas pada tahun 2015 untuk ayam buras 285.30 juta ekor, ayam ras petelur 155.01 juta ekor, ayam ras pedaging 1 528.33 juta ekor. Untuk meningkatkan populasi ayam lokal, penerapan teknologi Inseminasi Buatan (IB) merupakan salah satu upaya dalam memperbaiki nilai genetik dan populasi ayam lokal. Salah satu bahan pengencer yang telah banyak digunakan adalah Ringer Laktat-Kuning Telur (RL-KT).
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pengaruh astaxanthin dan glutahione dalam pengencer RL-KT terhadap motilitas dan viabilitas spermatozoa dalam penyimpanan lemari es (4-5 ⁰C). Sebanyak 15 ekor ayam lokal digunakan sebagai sumber semen, masing-masing terdiri atas 5 ekor merawang, 5 ekor kampung dan 5 ekor SK kedu. Penelitian ini terdiri atas tiga tahap: (I) penentuan dosis asthaxanthin (0.004%, 0.005%) and glutathione (0.007%, 0.008%) terhadap motilitas spermatozoa ayam merawang. (II) motilitas dan viabilitas spermatozoa dalam pengencer terbaik dari tahap I pada semen ayam merawang, kampung dan SK kedu. (III) fertilitas spermatozoa setelah IB menggunakan bahan pengencer RL-KT.
Hasil tahap I, karakteristik semen segar ayam merawang menunjukkan volume semen sebesar 0.35±0.07 mL, motilitas sebesar 81.80±1.37%, viabilitas sebesar 92.61±1.93% dan abnormalitas sebesar 2.59±0.20%. Hasil penelitian semen cair 60 jam penyimpanan menunjukkan astaxanthin dan glutathione pada berbagai dosis dalam pengencer RL-KT tidak menunjukkan perbedaan terhadap motilitas spermatozoa (P>0.05). Nilai motilitas (39.00±3.3%) pada jam ke-36 dengan tambahan astaxanthin 0.004% menunjukkan nilai yang lebih tinggi sehingga dipilih untuk digunakan pada Tahap II.
Hasil tahap II, kualitas semen ketiga jenis ayam menunjukkan volume semen ayam merawang (0.42±0.04 mL) lebih tinggi (P<0.05) dari ayam kampung (0.23±0.01 mL) dan SK Kedu (0.16±0.01 mL). Penambahan astaxanthin 0.004% dapat mempertahankan motilitas spermatozoa yang disimpan sampai 36 jam pada ayam SK kedu (40.10±1.33%) dan kampung (41.03±2.44%) dan 24 jam pada ayam merawang (46.41±4.42%). Viabilitas spermatozoa pada ketiga jenis ayam tergolong tinggi yaitu berkisar antara 59.37±5.65% sampai 65.35±6.25%. Hasil pada Tahap III, fertilitas spermatozoa menggunakan astaxanthin 0.004% pada pengencer RL-KT menunjukkan bahwa 7 dari 8 telur yang dikumpulkan mengalami fertilisasi (87%).
Collections
- MT - Veterinary Science [899]