Introduksi Gen Penyandi Δ6-Desaturase-Like Pada Ikan Lele (Clarias gariepinus)
View/ Open
Date
2017Author
Suardi, Anny Hary Ayu
Alimuddin
Jusadi, Dedi
Metadata
Show full item recordAbstract
Asam lemak ekosapentanoat (EPA) dan dokosaheksanoat (DHA) paling
banyak terdapat pada ikan laut. Namun demikian, harga ikan laut yang relatif
mahal dan kemampuan untuk memperolehnya yang tidak mudah, menjadi
permasalahan dalam pemenuhan EPA dan DHA. Teknologi transgenesis
merupakan rekayasa genetik yang memungkinkan diperolehnya ikan dengan
kualitas lebih baik melalui introduksi gen. Salah satu metode transgenesis yang
dapat digunakan adalah elektroporasi. Elektroporasi merupakan metode
transgenesis yang mudah dilakukan, dan dapat diterapkan pada gamet khususnya
sperma.
Keberhasilan teknologi transgenesis telah dilaporkan menggunakan gen
penyandi enzim metabolik Δ6-desaturase-like ikan salmon masu (Oncorhynchus
masou) (OmΔ6FAD) pada ikan zebra (Danio rerio). Over-ekspresi gen tersebut
menyebabkan kenaikan kandungan EPA pada ikan zebra generasi kedua (F2)
sekitar 44% dibandingkan kontrol, sementara kandungan DHA sekitar 111%
dibandingkan dengan kontrol. Persentase keberhasilan transfer gen yang tinggi
juga diharapkan dapat dicapai pada ikan lele. Sebagai tahap awal, penelitian ini
dilakukan untuk menentukan konsentrasi DNA yang menghasilkan viabilitas
tinggi dan sperma yang membawa vektor ekspresi OmΔFAD. Hasil penelitian
tahap pertama digunakan untuk membuat ikan lele transgenik keturunan awal (F0).
Induksi ovulasi dilakukan menggunakan ovaprim dengan dosis
0,1 mL kgˉ¹ bobot tubuh pada induk jantan dan 0,3 mL kgˉ¹ bobot tubuh pada
induk betina. Pemijahan dilakukan dengan metode semibuatan. Elektroporasi
dilakukan menggunakan Gene pulser II (Biorad, USA) dengan tipe kejutan square
wave. Terdapat tiga konsentrasi DNA yang diuji yaitu : 25, 50, dan 100 mg mLˉ¹.
Program elektroporasi berdasarkan metode Gusrina (2011) dilakukan pada ikan
lele dengan kuat tegangan 125 Volt cmˉ¹, lama kejutan 30 milidetik, jumlah
kejutan 5 kali, jeda waktu antar kejutan 0,1 detik dengan ukuran kuvet 0.2 cm.
DNA yang ditransfer adalah dalam bentuk plasmid pmBA-OmΔ6FAD. Ekspresi
gen OmΔFAD pada konstruksi ini dikendalikan oleh promoter β-aktin ikan
medaka (mBA).
Indeks motilitas sperma diamati sebelum dan setelah perlakuan
elektroporasi, penilaian motilitas didasarkan pada kriteria banyaknya sperma yang
bergerak maju (progresif) dengan skoring berdasarkan Guest et al. (1976).
Viabilitas sperma diamati sebelum dan setelah perlakuan elektroporasi diamati
melalui pewarnaan Giemsa (de la Cueva, 1997).
Motilitas terbaik diperoleh pada konsentrasi DNA 100 mg mLˉ¹,
sedangkan viabilitasnya sama dengan perlakuan kontrol tanpa elektroporasi.
Derajat pembuahan, derajat penetasan telur dan kelangsungan hidup larva umur
14 hari juga relatif sama dengan perlakuan kontrol. Dengan demikian, konsentrasi
DNA berbeda berpengaruh terhadap motilitas sperma pascaelektroporasi, tetapi
tidak mempengaruhi viabilitas, derajat pembuahan, derajat penetasan, dan
kelangsungan hidup larva umur 14 hari. Untuk memastikan sperma yang
dielektroporasi adalah mengandung gen Δ6-desaturase-like, maka dilakukan
analisis PCR. Hasil menunjukkan terdapat produk PCR (529 bp) hasil
elektroporasi pada perlakuan konsentrasi 100 mg mLˉ¹, sedangkan pada
konsentrasi 25 dan 50 mg mLˉ¹ serta kontrol tidak terdapat produk PCR. Hal ini
menunjukkan bahwa konsentrasi DNA terbaik untuk program elektroporasi untuk
ikan lele adalah 100 mg mLˉ¹.
Sperma hasil elektroporasi digunakan untuk membuahi telur ikan lele.
Setelah ikan berumur 4 minggu, dilakukan identifikasi ikan transgenik yang
membawa gen OmΔFAD pada sirip ikan lele. Persentase ikan lele yang membawa
gen OmΔFAD adalah 53,84%.
Profil asam lemak dianalisis menggunakan gas kromotografi. Hasil
analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan kandungan asam
lemak antara ikan transgenik F0 dan ikan non-transgenik. Dengan demikian,
belum terdeteksi adanya aktivitas enzim OmΔFAD pada ikan lele F0.
Collections
- MT - Fisheries [3011]