Konsep Desain Ekologis Lanskap Kota Kesultanan Buton Berbasis Budaya Lokal di Kota BauBau, Provinsi Sulawesi Tenggara
View/ Open
Date
2017Author
Mansyur, Abdul
Gunawan, Andi
Munandar, Aris
Metadata
Show full item recordAbstract
Lanskap Kota Kesutanan Buton merupakan kota binaan Kesultanan Buton
pada tahun 1332. Kota ini telah ditetapkan sebagai salah satu Jaringan Kota Pusaka
Indonesia. Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia mempersiapkan kota
ini untuk menjadi World Heritage City. Penetapan ini merupakan suatu yang wajar,
karena kota tersebut memiliki kekayaan sejarah (artefak) dan budaya sangat kental
dengan filosofi kehidupan. Penelitian konsep desain ekologis lanskap kota ini telah
menghasilkan suatu konsep desain era kesultanan di masa kejayaannya dan menjadi
pembuka penelitian berikutnya yaitu lanskap kota kesultanan berbasis budaya lokal.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengungkap desain original
dan pada masa lampau. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah: 1).
Mengidentifikasi karakteristik lanskap kota, 2). Mengkaji elemen-elemen lanskap
kota dan tata letaknya, dan makna filosofi dan simbolisme yang mendasarinya, 3).
Mengkaji pola tata ruang kota Kesultanan Buton. Penelitian menggunakan metode
kuantitatif dan mengambil lokasi di kawasan benteng keraton Buton di Kota
BauBau, Provinsi Sulawesi Tenggara. Pengumpulan data dilakukan dengan cara
wawancara, studi pustaka, dan survei lapang. Studi pustaka pada naskah lokal dan
naskah penelitian dilakukan dengan content analysis dan disesuaiakan dengan
artefak lapangan.
Hasil penelitian menunjukan tatanan elemen-elemen lanskap kota dan
orientasi berbentuk pola tertentu. Tatanannya berbasis jalan poros sebagai sumbu
kota. Pola lanskapnya dipengaruhi agama, dan falsafah hidup kesultanannya, yaitu
falsafah “Po 5”, yaitu Pomae-maeaka, Popia-piara, Pomaa-masiaka, Poangkaangkataka,
dan Pobinci-binciki kuli dan falsafah agama Islam. Kedua konsep ini
diderivasi dari manusia dan Sang Nabi, Muhammad Rasulullah Saw sebagai spirit.
Lanskap kota merupakan bentukan kombinasi dari faktor strata sosial,
spritual-agama, dan kekerabatan. Elemen-elemen lanskap kota terdiri dari benteng,
gerbang dan baluara, permukiman, makam, alun-alun, ruang terbuka hijau, jaringan
jalan, masjid agung, dan istana. Tata ruang kota didasari dua kelompok
permukiman besar. Jalan poros melintasi tengah kota adalah pemisahnya. Pola kota
berbentuk huruf Arab Muhammad Rasulullah Saw dan tatanan kotanya simbol
seorang ibu. Alun-alun pusat kota simbolisme makrokosmos dan mikrokosmos.
Konsep desain ekologis lanskap kota Kesultanan Buton, yaitu rumah sejajar
jalan dan saling berhadapan diantaranya Ruang Terbuka Hijau, istana berorientasi
timur didepannya ruang hijau jenis buah dan posisinya di bukit memudahkan
sultannya memantau kotanya, masjid terbangun pusat kota dan ditinggikan agar
memudahkan informasi ibadah terdengar dimana-mana. Konstruksi benteng dan
elemennya respon cahaya dan iklim, dan hidrologi, dan elemen parit benteng respon
hidrologi dan ruang terbuka hijau.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2208]