Peran Subsektor Perikanan dan Kelautan dalam Pengembangan Wilayah Kabupaten Jepara
View/ Open
Date
2017Author
Ekosafitri, Kurniawati Hapsari
Rustiadi, Ernan
Yulianda, Fredinan
Metadata
Show full item recordAbstract
Kabupaten Jepara merupakan salah satu kabupaten pesisir di Provinsi Jawa tengah dengan garis pantai sepanjang 82.73 km. Kegiatan pembangunan yang dilakukan pemerintah Kabupaten Jepara menitikberatkan pembangunan di wilayah perdesaan terutama di wilayah pesisir. Potensi sumber daya perikanan yang begitu besar menjadikan pembangunan kawasan pesisir begitu penting. Namun kontribusi subsektor perikananan dan kelautan kurang dari satu persen terhadap pembentukan PDRB dianggap sangat kecil terutama jika hanya mempertimbangkan nilai pasar produk komoditas primernya.
Sektor-sektor perikanan dan kelautan dalam perekonomian kawasan pesisir dapat berperan secara tidak langsung jika memiliki keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan (forward linkage) maupun ke belakang (backward linkage) dengan sektor-sektor perekonomian utama di wilayah. Keterkaitan yang efektif dengan sektor-sektor utama ekonomi wilayah dapat membuat setiap pertumbuhan subsektor perikanan dan kelautan mampu menciptaan efek pengganda (multiplier effect) terhadap perekonomian wilayah. Peran subsektor perikanan dan kelautan tidak hanya sebatas pada hasil produksi yang dapat dihitung namun juga produksi yang sifatnya tak terukur (intangible) yang berasal dari keberadaan sumber daya alam di wilayah pesisir.
Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan arahan prioritas pengembangan wilayah pesisir Kabupaten Jepara berdasarkan potensi perikanan dan kelautan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka dilakukan langkah untuk (1) mengidentifikasi peranan subsektor perikanan dalam ekonomi wilayah di Kabupaten Jepara; (2) menganalisis tingkat perkembangan wilayah berdasarkan sarana dan prasarana wilayah; (3) menganalisis cadangan sumber daya alam pesisir dan laut untuk menunjang perekonomian masyarakat pesisir di Kabupaten Jepara, dan (4) menggali persepsi stakeholders mengenai pengembangan kawasan pesisir Kabupaten Jepara. Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi peran subsektor perikanan dan kelautan dalam perekonomian wilayah Kabupaten Jepara adalah analisis input-output. Tingkat perkembangan wilayah dianalisis menggunakan metode skalogram. Analisis valuasi sumber daya alam pesisir dan laut digunakan untuk menghitung cadangan sumber daya alam pesisir dan laut. Analytic Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk menganalisis persepsi para stakeholders mengenai pengembangan kawasan pesisir Kabupaten Jepara. Arahan pengembangan kawasan pesisir didapat dari menyintesiskan hasil dari keempat tujuan penelitian.
Kegiatan usaha subsektor perikanan dan kelautan pada penelitian ini terbagi atas dua sektor yaitu sektor ikan laut dan hasil laut lainnya serta ikan darat dan hasil perairan darat. Sektor ikan laut dan hasil laut lainnya serta sektor ikan darat dan hasil perairan darat masing-masing mempunyai indeks kaitan langsung ke belakang sebesar 0.66 dan 0.80. Sektor ikan laut dan hasil laut lainnya mempunyai nilai indeks keterkaitan langsung ke depan sebesar 0.09. Sektor ikan darat dan hasil perairan darat dengan nilai indeks keterkaitan langsung ke depan
sebesar 0.12. Sektor ikan laut dan hasil laut lainnya mempunyai indeks derajat penyebaran (IDP) sebesar 0.99 dan indeks derajat kepekaan (IDK) sebesar 0.81 sedangkan nilai IDP dan IDK untuk sektor ikan darat dan hasil perairan darat masing-masing sebesar 0.93 dan 0.80.
Sektor ikan laut dan hasil laut lainnya mempunyai nilai multiplier output (1.04), multiplier NTB (0.89) dan multiplier pendapatan (0.84). Sektor ikan darat dan hasil perairan darat mempunyai multiplier output (1.03), multiplier NTB (0.85) dan multiplier pendapatan (0.80). Efek pengganda subsektor perikanan dan kelautan pada perekonomian wilayah Kabupaten Jepara perlu ditingkatkan dengan mendorong keterkaitan ke depan langsung maupun tidak langsung pada sektor-sektor perekonomian wilayah yang potensial untuk dikembangkan ke depannya melalui industri jasa maritim yakni pariwisata bahari.
Kecamatan yang mempunyai tingkat perkembangan wilayah paling tinggi (hirarki I) adalah Kecamatan Kedung, Kecamatan Jepara, Kecamatan Keling dan Kecamatan Karimunjawa. Keempat kecamatan tersebut merupakan kecamatan yang terletak di wilayah pesisir sehingga fokus pengembangan kawasan pesisir perlu dilakukan agar perekonomian wilayah mampu meningkat. Desa pesisir yang mempunyai tingkat perkembangan wilayah yang tinggi (hirarki I) yaitu Desa Jobokuto dan Desa Demaan (Kecamatan Jepara), Desa Jambu (Kecamatan Mlonggo) serta Desa Bulakbaru (Kecamatan Kedung). Desa-desa tersebut unggul berdasarkan sarana dan prasarana penunjang perikanan dibandingkan desa pesisir lainnya.
Hasil analisis cadangan sumber daya alam pesisir dan laut Kabupaten Jepara senilai Rp7 760 288 217 000 per tahun dihitung dari nilai manfaat ekosistem mangrove, ekosistem terumbu karang dan manfaat perikanan tangkap. Nilai produksi bruto subsektor perikanan berdasarkan PDRB Kabupaten Jepara tahun 2015 senilai Rp216 014 430 000 (ADHB). Bila dibandingkan produksi bruto sektor perikanan tahun 2015 dengan cadangan sumber daya alam pesisir dan laut Kabupaten Jepara pada tahun yang sama maka nilai ekonomi produksi hasil perikanan hanya sekitar tiga persen (3%) dari total perkiraan cadangan sumber daya pesisir dan laut di Kabupaten Jepara.
Keterkaitan sektor kegiatan perikanan dengan sektor tersier melalui pariwisata bahari perlu ditunjang oleh kelengkapan sarana prasarana dan ketersediaan sumber daya alam pesisir di wilayah pesisir. Prioritas pengembangan kawasan pesisir sebagai arahan pengembangan kawasan pesisir Kabupaten Jepara berdasarkan persepsi stakeholder adalah Kawasan IV (Kecamatan Karimunjawa) melalui kegiatan pariwisata bahari.
Collections
- MT - Agriculture [3772]