Analisis Keragaman Genetik Menggunakan Marka Molekuler SSR dan Karakterisasi Komponen Hasil Klon Kakao Koleksi Balittri.
View/ Open
Date
2017Author
Wicaksono, Ilham Nur Ardhi
Sudarsono
Rubiyo
Sukma, Dewi
Metadata
Show full item recordAbstract
Analisis keragamanan genetik koleksi plasma nutfah kakao mempunyai
peranan penting dalam program perakitan klon unggul baru. Ketersediaan klon
hasil eksplorasi dan introduksi meningkatkan peluang keberhasilan perakitan klon
unggul baru sehingga analisis keragaman genetik materi tersebut perlu dilakukan.
Penggunaan marka molekuler dalam analisis keragaman genetik memiliki
keuntungan, antara lain tidak dipengaruhi faktor lingkungan dan dapat digunakan
untuk menentukan tetua yang akan digunakan dalam persilangan berdasarkan
pada nilai jarak genetiknya. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis
keragaman genetik klon lokal, klon komersil dan klon introduksi koleksi Balai
Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri) berdasarkan marka molekuler
SSR yang berguna untuk pemilihan tetua kakao dalam rangka mendapatkan
keturunan dengan sifat yang lebih unggul dari tetuanya. Penelitian ini terdiri dari
2 percobaan, yaitu analisis keragaman genetik berdasarkan marka SSR klon kakao
lokal koleksi Balittri dan analisis keragaman genetik berdasarkan marka SSR dan
karakterisasi komponen hasil klon kakao koleksi Balittri.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa marka SSR dapat digunakan untuk
menganalisis keragaman genetik plasma nutfah kakao koleksi Balittri. Semua
primer bersifat polimorfik dengan tingkat keragaman genetik cukup tinggi yang
ditunjukkan dengan rataan PIC (Polymorphism Information Content) sebesar
57%. Pohon filogenetik untuk analisis klon lokal terbagi menjadi 3 kelompok
besar yang menempatkan klon unggul lokal dan klon komersial muncul dalam
tiap-tiap kelompok. Hasil dari pohon filogenetik menunjukkan beberapa klon
kakao berpotensi menjadi tetua karena mempunyai jarak genetik yang cukup jauh.
Klon unggul lokal yang diuji mempunyai perbedaan secara genetik dengan klon
komersial sehingga ada harapan untuk dilepas sebagai klon unggul baru apabila
mempunyai keunggulan dibandingkan dengan klon komersil. Sedangkan pada
analisis kedua, pohon filogenetik terbagi menjadi 3 kelompok besar dimana klon
introduksi agak terpisah dari klon yang lain. Diduga beberapa klon introduksi
mempunyai jarak genetik yang jauh dengan klon-klon yang sudah dibudidayakan
di Indonesia. Hal ini juga didukung dengan hasil analisis struktur populasi yang
menggambarkan bahwa populasi terbagi menjadi dua dimana kelompok pertama
didominasi oleh klon introduksi sedangkan kelompok kedua gabungan dari klon
unggul lokal dan klon komersil. Berdasarkan hasil analisis molekuler dan data
komponen hasil, dapat dipilih calon tetua persilangan terbaik. Pada karakter daya
hasil, prioritas persilangan adalah MCC 02 x Sulawesi 2. Karakter bobot per biji
kering, dapat menggunakan persilangan antara ICCRI 3 atau MCC 01 dengan
MCC 02 atau IAARD 9. Tetua yang mempunyai jarak genetik yang jauh untuk
karakter kadar lemak adalah klon Sulawesi 2 atau ICCRI 3 disilangkan dengan
Sca 6. Pada klon introduksi, terdapat 2 klon yang mempunyai prekositas tinggi
dan jumlah buah tertinggi yaitu E 13 dan E 23. Klon Ekuador masih harus diamati
lebih lanjut daya hasil, mutu biji dan ketahanannya supaya diketahui aspek mana
yang perlu diperbaiki.
Collections
- MT - Agriculture [3682]