Kajian daya dukung ekosistem terumbu karang berdasarkan potensi dampak wisata bahari di Kelurahan Pulau Panggang Taman Nasional Kepulauan Seribu
View/ Open
Date
2017Author
Muhidin
Yulianda, Fredinan
Zamani, Neviaty Putri
Metadata
Show full item recordAbstract
Meningkatnya kegiatan wisata disatu sisi memberikan keuntungan ekonomi
namun di sisi lain memberikan dampak negatif khususnya terhadap ekosistem
terumbu karang (Hughes et al. 2003). Salah satu wilayah yang menjadi lokasi
wisata khususnya snorkeling dan selam adalah Kelurahan Pulau Panggang
Kepulauan Seribu. Pada bulan Maret sampai Mei 2016 penulis melakukan
penelitian di wilayah ini terkait karakteristik wisata, dampak aktifitas wisata
snorkeling dan selam serta mengkaji daya dukung ekosistem terumbu karang.
Metode yang digunakan diantaranya metode observasi terhadap perilaku
wisatawan kemudian mengamati dampak dari perilaku tersebut terhadap terumbu
karang dengan metode belt transect. Wawancara (termasuk kuesioner) digunakan
untuk menggali lebih dalam karakteristik wisata dan persepsi yang ada terkait
kegiatan wisata dan pengelolaan wisata. Metode LIT untuk mengetahui kondisi
tutupan substrat dasar serta studi literatur untuk melihat perubahan kondisi
ekosistem terumbu karang secara time series.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan wisata di Kelurahan Pulau
Panggang umumnya berlangsung di akhir pekan dengan puncak kunjungan pada
hari-hari libur nasional. Kegiatan wisata snorkeling, selam serta kemah
mempunyai jalur utama dan kecenderungan lokasi yang berbeda-beda.
Pengamatan terhadap perilaku wisatawan mendapatkan beberapa perilaku
destruktif yang sering terjadi saat berlangsung aktifitas snorkeling dan selam yaitu
menginjak karang, menendang karang, memegang karang dan mengaduk sedimen.
Pada wisatawan selam yang belum berlisensi perilaku destruktif yang paling
banyak dilakukan adalah memegang karang dengan peluang melakukan sebesar
0.15. Sedangkan pada wisatawan selam yng sudah berlisensi dan wisatawan
snorkeling perilaku destruktif yang paling sering terjadi adalah menginjak karaang
dengan nilai peluang 0.01 (wisatawan selam yang sudah belisensi) dan 0.22
(wisatawan snorkeling). Dampak dari perilaku destruktif diantaranya patahan pada
bagian koloni karang, goresan dan luka pada permukaan koloni karang masif.
Salah satu dampak jangka panjang perilaku destruktif terhadap karang adalah
pertumbuhan vertikal koloni karang cenderung lebih pendek. Hal ini akibat
injakan yang menyebabkan terjadinya patahan secara terus menerus sehingga
pertumbuhan vertikal koloni karang tidak optimal.
Wisatawan selam yang belum berlisensi menimbulkan potensi kerusakan
yang paling besar yaitu sebesar 13.55% perluasan potensi ekologis pertahun.
Sedangkan wisatawan snorkeling menimbulkan dampak kerusakan sebesar 5.05%
dan wisatawan selam yang sudah berlisensi berpotensi menimbulkan dampak
kerusakan paling rendah yaitu 2.6%. Daya dukung terkoreksi ekosistem terumbu
karang Kelurahan Pulau Panggang sebesar 11.605 orang untuk wisata snorkeling.
Sedangkan untuk wisata selam yang sudah berlisensi sebesar 1.677 orang dan
yang belum berlisensi 1.485 orang.
Collections
- MT - Fisheries [2934]