Strategi pemasaran beras organik pada kelompok tani Sri Makmur di Kabupaten Sragen
View/ Open
Date
2017Author
Zulkifli, Lutfi
Nurmalina, Rita
Novianti, Tanti
Metadata
Show full item recordAbstract
Perkembangan pertanian organik di Indonesia mengalami
peningkatan yang sangat pesat. Hal ini didorong oleh munculnya kesadaran
konsumen akan pentingnya produk yang sehat dan ramah lingkungan.
Selain itu munculnya kesadaran para petani untuk menerapkan pertanian
organik karena lebih aman bagi lingkungan, baik untuk kesuburan tanah dan
harga jual produknya lebih tinggi dari produk yang berasal dari sistem
pertanian konvensional. Oleh sebab itu, mulai tahun 2001 dirintis pertanian
padi organik di Kabupaten Sragen yang didukung secara penuh oleh
pemerintah dan berjalan dengan baik hingga saat ini. Kabupaten Sragen
menjadi daerah pertama yang membudidayakan padi organik di Indonesia
meskipun belum semua daerah di Kabupaten Sragen menjalankan sistem
pertanian organik secara murni, yaitu masih semi organik. Namun, terdapat
satu kecamatan yang sudah menerapkan sistem budidaya organik secara
murni, yaitu di Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen. Kelompok tani
Sri Makmur merupakan kelompok tani yang sudah dikenal sebagai
kelompok tani perintis budidaya padi organik di Kecamatan Sambirejo dan
dikenal juga menghasilkan beras organik berkualitas tinggi. Namun, saat ini
kelompok tani Sri Makmur menghadapi masalah di bidang pemasaran yaitu
kurangnya perencanaan yang baik dalam hal pemasaran produk.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor internal
dan faktor eksternal yang mempengaruhi pemasaran beras organik Sri
Makmur, merumuskan alternatif dan prioritas strategi yang dapat
diterapkan dalam pemasaran beras organik Sri Makmur serta memetakan
rekomendasi program kegiatan dari prioritas strategi yang dihasilkan dalam
pemasaran beras organik Sri Makmur.
Data yang didapatkan akan diolah dan dianalisis secara kuantitatif
diskriptif. Analisis diskriptif digunakan untuk menjelaskan kondisi secara
faktual yang didapatkan di lapangan tentang profil kelompok tani Sri
Makmur, mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor penentu
pemasaran beras organik Sri Makmur. Analisis kuantitatif digunakan dalam
penilaian terhadap perumusan strategi pemasaran beras organik Sri
Makmur. Perumusan strategi dilakukan dengan mengunakan metode
A’WOT, yaitu penggabungan antara metode AHP (Analytical Hierarchy
Process) dan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities dan
Threats). Setelah itu, strategi yang sudah didapatkan akan dijabarkan
kedalam program-program yang disusun dengan menggunakan Arsitektur
Strategi.
Hasil analisis didapatkan faktor-faktor internal yaitu kekuatan yang
dimiliki adalah produk berkualitas tinggi, pengetahuan SDM yang baik
tentang budidaya beras organik, harga beras organik bersaing dengan harga
beras organik dari produsen lain dan adanya sertifikasi beras organik.
Sedangkan kelemahannya adalah minimnya kegiatan promosi, distribusi
beras organik kurang tepat sasaran, minimnya informasi pasar, tingginya
biaya pengiriman, tingginya biaya produksi dan kemasan beras organik
kurang menarik dan kurang berkualitas. Faktor-faktor eksternal yaitu
peluangnya adalah meningkatnya gaya hidup sehat masyarakat,
meningkatnya tingkat pendidikan masyarakat, meningkatnya tingkat
pendapatan masyarakat dan adanya kemajuan teknologi informasi.
Sedangkan ancamannya adalah banyaknya produsen beras organik lain yang
bermunculan (domestik/ luar negeri), pengembangan produk subtitusi dan
tidak ada dukungan pemerintah dalam pemasaran beras organik.
Berdasarkan analisis A’WOT dihasilkan 7 alternatif dan prioritas
strategi. Prioritas strategi yang pertama adalah memanfaatkan kemajuan
teknologi informasi untuk mempromosikan beras organik dan mendapatkan
informasi pasar. Prioritas kedua yaitu memanfaatkan kemajuan teknologi
informasi untuk menginformasikan kualitas dan sertifikasi beras organik.
Prioritas ketiga adalah memperbaiki kemasan produk. Prioritas keempat
meningkatkan kerjasama dengan pemerintah dalam bidang pemasaran beras
organik. Prioritas kelima adalah mengefektifkan saluran distribusi beras
organik. Prioritas keenam adalah menentukan sasaran distribusi beras
organik ke masyarakat yang berpendidikan dan berpendapatan tinggi.
Sedangkan prioritas terakhir adalah mempertahankan kualitas dan
sertifikasi beras organik. Dari tujuh strategi yang dihasilkan tersebut
kemudian dijabarkan kedalam lima belas program yang dibagi menjadi dua
yaitu program rutin dan program bertahap.
Collections
- MT - Economic and Management [2962]