Analisis Willingness to Accept Petani dan Willingness to Pay Konsumen Sayuran Organik di Batu Malang Jawa Timur
View/ Open
Date
2017Author
Priyambodo, Ayu Wulandari
Harianto
Fariyanti, Anna
Metadata
Show full item recordAbstract
Sayuran sebagai komoditas unggulan dataran tinggi di Indonesia memiliki arti penting karena merupakan sumber vitamin dan mineral di samping juga sebagai sumber karbohidrat yang merupakan alternatif diversifikasi pangan Indonesia. Hal ini diikuti oleh adanya pergeseran pola konsumsi pangan di Indonesia, dimana terjadi penurunan konsumsi beras sebagai makanan pokok masyarakat, beralih kepada konsumsi sayuran dan buah-buahan. Faktor tersebut juga diperkuat dengan data statistik, dimana terjadi penurunan konsumsi per kapita sereal dan umbi-umbian dalam kurun waktu 1999-2010 sebesar 13% dan 39 %, yang diiringi dengan peningkatan konsumsi per kapita sayuran dan buah sebesar 25% dan 20% dalam kurun waktu yang sama.
Nilai dari kesediaan petani ditentukan oleh kesediaan konsumen untuk membayar produk organik. Data estimasi WTA/P ini penting untuk mengetahui pada tingkat harga suatu produk yang seharusnya untuk dapat memenuhi kebutuhan biaya baik dari sisi konsumen maupun konsumen. Secara teoritis, pada titik ini terdapat kesamaan antara kesediaan membayar atau menerima. Sampai saat ini pasar sayuran organik tidak ada di Kota Batu. Sayuran organik dapat didapatkan di supermarket yang berada di pusat Kota Malang.
Penelitian ini dilakukan pada Desa Tulungrejo,Kecamatan Bumiaji Batu Jawa Timur. Data pada penelitian ini dikumpulkan dalam pemikiran dan penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari survei melalui wawancara langsung ke petani sayuran yang ada di tempat penelitian dan konsumen sayuran organik yang ada di Kota Malang.
Metode pengambilan sampel dilakukan dengan terlebih dahulu membuat daftar petani yang melakukan usahatani sayuran non organik yang diperoleh dari ketua kelompok tani. Berdasarkan daftar petani tersebut dilakukan pemilihan sampel secara acak jumlah sampel sebanyak 26 orang petani. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 46 orang responden konsumen yang dibagi sesuai masing-masing Kecamatan.
Nilai rata-rata minimum WTA setiap komoditas per kilogramnya antara lain wortel adalah Rp. 6692.3,00 ; Brokoli sejumlah Rp. 23115,00; Kentang sejumlah Rp. 10269,00 dan sejumlah Cabai Merah sejumlah Rp. 27019,00.Nilai rata-rata maksimum WTP setiap komoditas ditingkat konsumen per kilogramnya adalah wortel sejumlah Rp. 18977.78; Brokoli sejumlah Rp. 37800,00; Kentang sejumlah Rp. 34000,00; Cabai Merah Sejumlah Rp. 21566.67. Faktor yang mempengaruhi WTA petani antara lain; usia petani; pendapatan; luas lahan; jumah anggota keluarga; status kepemilikan lahan. Sedangkan faktor yang mempengaruhi WTP adalah pendapatan kosnumen; jenis kelamin konsumen; usia;jumlah anggota keluarga. Dari semua faktor di atas yang mempengaruhi kesediaan menerima secara sigifikan adalah pendapatan petani dan luas lahan. Sedangkan faktor yang mempengaruhi kesediaan membayar antara lain pendapatan dan jumlah anggota keluarga.
Collections
- MT - Economic and Management [2878]