Pengaruh Blast Furnace Slag, Converter Slag, Kalsit, dan Dolomit Terhadap Sifat Kimia Tanah dan Pertumbuhan Sorgum (Sorghum bicolor l.moench) Pada Latosol Dari Dramaga
Abstract
Latosol memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi lahan pertanian
karena Latosol memiliki sifat fisik yang baik dan sebaran yang luas di Indonesia.
Akan tetapi berdasarkan sifat kimianya Latosol memiliki kendala di antaranya
kadar kejenuhan Al yang tinggi, pH masam, dan unsur hara yang rendah, sehingga
untuk menangani kendala tersebut diperlukan pengapuran. Bahan yang dapat
digunakan untuk pengapuran di antaranya adalah kalsit, dolomit, dan steel slag.
Steel slag merupakan produk sampingan yang terbentuk dari proses pembuatan
baja. Peraturan pemerintah No 101 tahun 2014 mengategorikan steel slag sebagai
limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) dari sumber spesifik khusus dengan
kategori bahaya dua. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pemanfaatan
blast furnace slag (BF slag) dan converter slag (C slag) dari PT Krakatau-Posco
sebagai bahan pengapuran dan membandingkannya dengan kalsit dan dolomit.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa BF slag, C slag, kalsit, dan dolomit
berpengaruh sangat nyata terhadap peningkatan pH, dan penurunan kadar Al-dd.
Kalsit nyata meningkatkan nilai pH dan menurunkan Al-dd lebih baik
dibandingkan perlakuan dolomit, BF slag, dan C slag. Kemampuan BF slag
dalam meningkatkan pH tanah dan menurunkan Al-dd relatif sama dengan
dolomit, sedangkan C slag cenderung paling lemah. Kalsit, dolomit, BF slag, dan
C slag nyata memperbaiki pertumbuhan serta kadar Ca, Mg, P, dan K tanaman
sorgum. Pertumbuhan tanaman sorgum pada perlakuan BF slag lebih tinggi
dibandingkan dolomit, sedangkan pertumbuhan tanaman perlakuan C slag paling
rendah dibanding perlakuan lainnya. Blast furnace slag dan C slag dapat
digunakan sebagai bahan pengapuran pada Latosol dari Dramaga, karena
pemberiannya dapat memperbaiki sifat kimia tanah dan pertumbuhan tanaman.
Kemampuan BF slag sebagai bahan pengapuran pada Latosol dari Dramaga relatif
sama dengan kalsit dan lebih baik dibandingkan dengan dolomit, sedangkan
kemampuan C slag lebih rendah dibanding kalsit dan dolomit