Evaluasi Pemanfaatan Model Mekanistik Pendugaan Radiasi Matahari Studi Kasus: Wilayah Tropis Indonesia
Abstract
Pendugaan nilai radiasi matahari dapat dilakukan dengan beberapa model,
salah satunya adalah model mekanistik. Model mekanistik menggunakan masukan
data observasi berupa curah hujan, suhu maksimum, suhu minimum, lama
penyinaran, dan panjang hari. Wilayah kajian Polonia, Susilo Sintang, dan Kenten
masing-masing memiliki letak astronomis yang berbeda dengan pola radiasi ekstraterrestial
yang sama yaitu 2 puncak dan 1 lembah setiap tahunnya. Kenten memiliki
nilai radiasi harian tertinggi sekitar 37 MJ/m2/hari diikuti dengan Susilo Sintang
yaitu bernilai 35 MJ/m2/hari, dan terakhir Polonia dengan nilai 34 MJ/m2/hari.
Masing-masing wilayah kajian rata-rata nilai R2 sebesar 0.51 dimana model
mekanistik menjelaskan variabilitas kebeneran data kepada nilai observasi senilai
50% saja, sedangkan pada nilai RMSE pada masing-masing wilayah kajian
didapatkan nilai sebesar Polonia (2,22 MJ/m2/hari), Susilo Sintang (2,60
MJ/m2/hari), dan Kenten (2,41 MJ/m2/hari). Model mekanistik dapat dikatakan
kurang cocok dengan wilayah tropis di Indonesia. Modifikasi model dengan
menambahkan parameter seperti keawanan dan pemilihan data iklim yang tepat
dapat menghasilkan model yang lebih baik.